Jumat, 12 April 2013

Tak Critani CFD DAHLANIS Versiku yaaa...

Baru Sekali

Sejak bujak ada CFD di Bandung saya baru kali kemarin itu ke situ. Ya gara-gara DahlanIs pastinya kan. Katanya dulu enak sepi sekarang rame banget jadi orang2 pada malas kata anakku yang mbarep.  Yang jelas kalau rame berarti lebih banyak semangat ya daripada yang malasnya hehe... termasuk Panitia 7 yang sok-sokan mau ikutan CFD tanpaaaaaaa.... mengetahui seberapa jauh jarak perjalanan yang akan mereka tempuh dengan berjalan kaki. Hehe eniwey asyik punya lah ya.

"Tugas Negara" Dulu
Aku datang terlambat. Elmi menelepon ketika aku sedang membolak balik gorengan tahu di wajan. Dandan sih sudah lengkap, termasuk kaos kaki dan kerudung, tinggal masukkan kaki ke sepatu .. berangkat deh.. Tapi belum.. Mau melaksanakan tugas negara dulu Kasihan ini suami kalau belum digorengkan kesukaannya, Tahu. Karena cuma itu kesukaannya. Anak2 sih gampang, ada telur, naget, dll di kulkas tinggal mengeksekusi mana yang dimau.
Muchu-muchu dia begitu tau aku sedang nggoreng tahu. Orang sudah ditunggu malah enak-enakan katanya hahaha... Sudah begitu ngga dibawakan lagi ya Mbak Iif hehe.. keterlaluan memang :)

Tahu selesai, aku segera membujuk si Penyuka Tahu untuk mengantarkanku ke Wisma. Lho, masih ada acaranya toh, katanya. Masih, kataku lunak mengajuk, sekarang ke CFD di Dago. Sepanjang jalan aku ceritakan peristiwa kemarin, sampailah di persimpangan Cikapayang yang ada tulisan D A G O nya itu. Dari sini nih mulainya CFD sampai ke Simpang sana. Sumpah aku juga baru tau itu. Kukira sepuuuaanjaaang jalan Dago mulai dari bawah itu.

Seperti Tigo dan Oren
Mau di mana ini? katanya. Karena tidak hafal pitstopnya di mana aku memutuskan minta didrop di Wisma. Sampai di Wisma, sudah sepi. Tinggal grup Manado itu. Aku minta diantar mengejar rombongan yang lain. Mereka baru sampai di Jalan Diponegoro dekat perempatan Dago. Ketemu Roby yang langsung menyapa, eh Bunda. (tau2 punya anak laki2 nih hehe... kata anakku yang ke dua kaya Tigo kucing kami yang nemu Oren seekor kucing jalu heheh iya juga ya :) ...)

Menyusur jalan Dago lumayan juga, tapi tidak terasa karena sambil ngobrol, foto2, membagikan kalender dan stiker. Oya. Ada seorang biker yang bilang, ah stiker, aku pengen kaosnya Teh. Kubilang sekilas, Ini aja dulu Kang hehe... (mahal Kang kaos mah, batinku). Belum sampai pertigaan Ganesha tugas sudah selesai, tinggal lihat sana sini ya.

Setelah senam, cek darah. Aku mendapat kejutan, semua hasilku turuuuuunnn... tensi, kolesterol, dan kadar gula. Bilangannya masih di tempat yang harus diturunkan sih, tapi dibandingkan awal Maret itu prestasi yang lebih dari lumayan. Aku berjanji akan meneruskan pola dan kebiasaan selama sebulan lebih ini, syukur2 bisa lebih rendah dari yang kemarin.

Jam 10an Polisi membubarkan CFD. Pestanya bubar. Kami langsung turun ke arah Borromeus. Lihat jalan Hasanudin aku ingin belok kiri. Sekalian nostalgia. Meski tinggal di Bandung, jarang lewat jalan itu kan.

Lewat Jalan Alternatif-Taman Lansia-Ampera
Kutoleh DahlanIs yang lain, mengajak mereka belok kiri. Ada limaan yang mau mengikutiku. Eh kenapa cowo cakep semua ini yang ngikutin hehehe... (mau disebut namanya lupa euy... maklum koneksi wajah-nama ku memang lemot abis).  Aku lewatkan ke jalan yang lebih sedikit mobil (maunya, tapi mobil di mana2 ternyata). Belok ke Gasibu. Foto-foto di depan gedung sate, aku lewatkan ke Musium Pos Indonesia. Foto-foto di situ.

Habis dari Pos Indonesia itu Roby bilang, "Bund, katanya masakan Sunda banyak daun-daunannya, kok dari kemarin aku belum ketemu daun ya." Kebetulan dekat situ ada Ampera dan Panyileukan. Kuputuskan kita ke Ampera.

Menuju Ampera melewati sebuah taman.
"Taman apa ini Bund?"
"Oh Taman Lansia."
"Wadhuh aku belum lansia"
"oh iya lewat dalam saja kita foto2 di situ"
"Wah aku belum lansia, kawin aja belum"
"Aaah.. kita kan calon lansia... pada mau kan hidup sampai lansia"
"eh iya bener..."

Masuk taman lansia foto-foto dong. Ada jembatan yang lumayan fotogenik. Kufoto bujang-bujang dan mantan bujang yang keren-keren itu. Dari situ kami ke Ampera yang terletak di balik Mesjid Istiqomah.

Ada dua orang yang tidak makan. Roby yang ingin makan daun-daunan kelihatannya menikmati. Juga satu anak muda tuh .. bilang semuanya enak. Setelah beres makan dia.. (maaf) glege'en... "Wadhuh, barang glegek en bumbune kroso kabeh" katanya... Jijay ya hehe...

Habis dari situ kami jalan lagi ke Wisma yang sudah tinggal sedikit lagi. Di Wisma kami istirahat dan ngobrol-ngobrol. Baru dapet ngantuk sudah ada pemberitahuan. "Penutupan, hayu, pada kumpul di atas"

Acara penutupan diawali dengan pesan dan kesan. Aku ngacung dulu, sebelum hilang semua aspirasi hehe...
Aku menceritakan perubahan yang kurasakan setelah mengenal Pak Dahlan Iskan. Aku juga menceritakan adegan percakapanku dengan biker yang minta kaos tadi dan mengusulkan bagaimana kalau Dahlanis juga membuat kaos yang harganya lebih bisa dijangkau oleh lebih banyak kalangan. Kelihatannya semua mengapresiasi usulku. Pada mengangguk2 soalnya hehe....

Akhirnya ada acara pembagian doorprize atau hadiah pintu itu. Door= pintu, prize = hadiah , bukan? hehe bukan ya..
Doorprize diberikan pada yang memberikan usul paling bagus. Daariiiiiiiiiiiiiiiiii............ BANDUNG!!!
Hehe kebagian deh. Kenang-kenangan.  Yang jelas tugas berat sebagai DahlanIs sudah menanti. :D

Tidak ada komentar: