Sabtu, 16 Maret 2013

Hapunten Paa… Manawi teh… (Maafkan Paak Saya Pikir..)

Inget cerita gembala kambing jahil yang sering mengerjai penduduk desa dengan berpura-pura teriak panik karena ada serigala? Keseringan jahil akhirnya anak itu tidak dianggap lagi ketika dia berteriak panik karena ada serigala. Termasuk ketika serigala betulan datang, dia sudah tidak dianggap lagi. Korban deh anyak berjatuhan. Korban kambing pastinya ya..?

Kemarin ini saya jadi seperti penduduk kampung itu. Rugi sih tidak, tapi malu!

Sore-sore HP saya berdering dengan ringtone Lake-Celebrate agak dilambat-lambat mengangkatnya soalnya lagunya enak. Favorit sejak ABG. Sambil diperhatikan nomer peneleponnhttp://www.youtube.com/watch?v=CtojBK9dHNQya. Asing. Tidak ada di fonbuk…. Angkat? Jangan? Angkat? Jangan?

Akhirnya….. “Halo..?”

“Assalamualaikum Teteh? Hilap ka abdi? (Lupa sama saya?)

“Saha?” (Siapa)

“Ini saya Asep. Masa lupa?”

“Asep mana?” Kami tinggal di Jawa Barat pasti banyak punya teman bernama Asep. Asep SMP, Asep PGSD, Asep STKIP, Asep Guru SD tetangga juga ada beberapa. Di sekolah tempatku mengajar juga ada yang namanya Asep. Belum yang bukan bernama asli Asep tapi dipanggil Asep sejak bayi karena katanya cakep ^_^. Asep memang artinya cakep, tampan, good looking.

“Aseeeeeeeeeeeeeep” Dia keukeuh. Maksa.

“Asep mana?”

“Asep, teteh! Masak gak kenal suara ku?”

Karena dia belibet begitu kesimpulanku satu: Ini modus baru penipuan, di samping mamah minta pulsa itu.

Keesokannya di sekolah ada guru senior juga kena begitu. Asep juga, dia juga tidak punya teman bernama Asep yang suaranya seperti itu.

Berhari-hari berikutnya telepon iseng ada lagi. Kali ini dia bercakap dalam Bahasa Indonesia, dia menyuruhku menebak siapa penelepon. Aaah… kurang kerjaan… klek… Tutup!

Nah, yang kemarin ini…

Aku sedang di dalam bis pariwisata pulang dari Cirebon. Batre HP tinggal satu strip. Sudah merah. Tinggal untuk keperluan emergensi, seperti telepon atau SMS minta jemput orang rumah. Iya si Pacar teaa…

HP berbunyi. Nomor asing. Angkat? Jangan? Si Lake tidak lama kubiarkan memainkan intro lagu Celebrate. Angkat. Kan lobet.

“Halow?”

“Hai, sudah di mana?”

“Siapa ini?”

“Lah ini gue.. masa ngga kenal..?”

Duh… nomor asing, batre lobet, kandidat penelepon iseng lagi… gerutuku dalam hati.

Dan aku menjawab “Ga ada… Gak ada… Batre gw lobet!” Klek..

Teman di samping menanyakan siapa peneleon itu. Kujawab “Entahlah, aku tak mengetahuinya.” Dijawabnya, “Meni geuleuh!” Sebal dia dengan jawabanku yang formal itu. Padahal biasa aja ya…

HP berbunyi lagi. Ada SMS masuk nih. Wah dikontrol euy sama orang rumah, batinku geer. Eh bukan.

Hah? Nomer yang tadi? penelepon iseng biasanya ngga ngejar pakai SMS ah.

Firasat buruk! SMS dibaca…. Oh No!! This is very NO!!

“Bulia punten dengan saya Pak Rudi. Sudah sampai di mana? Tidak ada masalah kan di perjalanan? HP istri saya susah dihubungi mungkin lobet”

…..

….



..

.

Pak Rudi itu… suaminya temanku, yang ikut dalam perjalanan itu. Sekaligus, dia sudah jadi pejabat di tingkat kota, yang lumayan lah kedudukannya dan wewenangnya…

.

..



malu banget lah….

“Gak ada.. gak ada… HP gue lobet!!”

oh No…

.

..



….

Ah tapi dia atasan yang baik kok. Membumi dan ramah. Setel dengan isterinya yang murah hati juga.

Tapi tetap saja malu

Mengingat dia selama ini baik, tidak jaim, dan ramah.

Buru-buru dibalas SMSnya itu…. Penuh harap…

“Hapunten Paa.. Manawi teh penelepon iseng…”

Berhubung dia baik… SMS itu berlanjut dengan gurauan… cair… Terimakasih ya Pa….