Tiba-tiba ada potongan lagu yang 'ganggu' banget, kemarin. Kemudian aku cari MP3nya dan ketemu. Lagu Mojacko jaman2 kita menyuapi anak waktu masih kecil dulu sekarang sih dah pada besar :D
1. Lirik Lagu Mojacko Versi Indonesia
Seandainya sahabatku dari luar angkasa
apa yang terjadi oh mungkinkah
Sejenak bintang utara bermain dengan air
mengitari planet saturnus bersama sama
Reff :
Kata kata yang indah tidaklah perlu
sungguh menyenangkan hati hingga waktupun terlupakan
Planet venus yang indah seperti dari emas
tempat yang paling indah yang pernah kau antar
2. Lirik Lagu Hamtaro Opening Versi Indonesia
Hamtaro
Hamtaro
Tuk ku tuk lewat lorong sempit
Tuk ku tuk Hamtaro berlari
Apa yang paling dia senangi
Biji bunga matahari
Yaa Hamtaro berlari
Tuk ku tuk Hamtaro berlari
Hamtaro berputar di atas roda putarnya
Apa yang paling dia senangi
Biji bunga matahari
Yaa Hamtaro senang berputar
Tuk ku tuk hamtaro tidur
Hamtaro tidur di mana saja
Apa yang paling dia senangi
Biji bunga matahari
Yaa Hamtaro tidur
Hamtaro meski permulaannya 'nggak jelas' laa-lama lucu juga. Sayang akhirnya udahan begitu saja, padahal daripada Sin Chan menurutku Hamtaro dan Maruko jauh lebih bagus
3. Lirik Chibi Maruko Chan Versi Indonesia
Hal yang menyenangkan hati
Banyak sekali
Bahkan kalau kita bermimpi
Sekarang ganti baju
Agar menarik hati
Ayo kita mencari teman
Jalan panjang menuju langit biru
Tiba tiba kulihat seorang anak
Yang menemukan harta karun di dalam sana
Alangkah senang dan hati gembira
Wangi angin
Padang rumput di sore hari
Sampaikan salam
Gembira...
Hal yang menyenangkan hati
Banyak sekali
Bahkan kalau kita bermimpi
Sekarang ganti baju
Agar menarik hati
Ayo kita mencari teman
Maruko menceritakan kehidupan sehari2 sebuah keluarga dengan 2 anak perempuan, sangat bersahaja dan menurutku sangat sesuai dengan banyak keluarga di Indonesia. Sayang juga kok tahu2 hilang. Jadi kangen nih sekarang ^_^
Minggu, 30 Januari 2011
Sabtu, 22 Januari 2011
Contoh Daftar Kata Kerja Operasional Ranah Kognitif
1. PENGETAHUAN
Mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambar, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, memberi indek, memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru, mencatat, mengulang, memproduksi, meninjau, memilih, menyatakan, mempelajari, mentabulasi, memberi kode, menelusuri, menulis.
2. PEMAHAMAN
Memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah, mempertahankan, menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan, meramalkan, merangkum, menjabarkan.
3. PENERAPAN
Menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapkan, menyesuaikan, mengkalkulasi, memodifikasi, mengklasifikasi, menghitung, membangun, mengurutkan, membiasakan, mencegah, menggambarkan, menggunakan, menilai, melatih, menggali, mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki, mengoperasikan, mempersoalkan, mengkonsepkan, melaksanakan, meramalkan, memproduksi, memproses, mengaitkan, menyusun, mensimulasikan, memecahkan, melakukan, mentabulasi.
4. ANALISIS
Menganalisis, mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi, mengdiagnosis, menyeleksi, memerinci, menominasikan, mendiagramkan, mengorelasikan, merasionalkan, menguji, mencerahkan, menjelajah, membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah, memaksimalkan, memerintahkan, mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, mentransfer.
5. SINTESIS
Mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan, mengkategorikan, mengkode, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, membangun, menanggulangi, menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang, merencanakan, mendikte, meningkatkan, memperjelas, memfasilitasi, membentuk, merumuskan, menggeneralisasi, mengabungkan, memadukan, membatas, mereparasi, menampilkan, menyiapkan memproduksi, merangkum, merekonstruksi,
6. EVALUASI
Membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang, memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas, menugaskan, menafsirkan, mempertahankan, memerinci, mengukur, merangkum, membuktikan, memvalidasi, mengetes, mendukung, memilih, memproyeksikan.
Mengutip, menyebutkan, menjelaskan, menggambar, membilang, mengidentifikasi, mendaftar, menunjukkan, memberi label, memberi indek, memasangkan, menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru, mencatat, mengulang, memproduksi, meninjau, memilih, menyatakan, mempelajari, mentabulasi, memberi kode, menelusuri, menulis.
2. PEMAHAMAN
Memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan, mencirikan, mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah, mempertahankan, menguraikan, menjalin, membedakan, mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan, mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan, meramalkan, merangkum, menjabarkan.
3. PENERAPAN
Menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapkan, menyesuaikan, mengkalkulasi, memodifikasi, mengklasifikasi, menghitung, membangun, mengurutkan, membiasakan, mencegah, menggambarkan, menggunakan, menilai, melatih, menggali, mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki, mengoperasikan, mempersoalkan, mengkonsepkan, melaksanakan, meramalkan, memproduksi, memproses, mengaitkan, menyusun, mensimulasikan, memecahkan, melakukan, mentabulasi.
4. ANALISIS
Menganalisis, mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi, mengdiagnosis, menyeleksi, memerinci, menominasikan, mendiagramkan, mengorelasikan, merasionalkan, menguji, mencerahkan, menjelajah, membagankan, menyimpulkan, menemukan, menelaah, memaksimalkan, memerintahkan, mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, mentransfer.
5. SINTESIS
Mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan, mengkategorikan, mengkode, mengkombinasikan, menyusun, mengarang, membangun, menanggulangi, menghubungkan, menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang, merencanakan, mendikte, meningkatkan, memperjelas, memfasilitasi, membentuk, merumuskan, menggeneralisasi, mengabungkan, memadukan, membatas, mereparasi, menampilkan, menyiapkan memproduksi, merangkum, merekonstruksi,
6. EVALUASI
Membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan, mengkritik, menimbang, memutuskan, memisahkan, memprediksi, memperjelas, menugaskan, menafsirkan, mempertahankan, memerinci, mengukur, merangkum, membuktikan, memvalidasi, mengetes, mendukung, memilih, memproyeksikan.
Kaidah Penulisan Soal Evaluasi
KAIDAH PENULISAN SOAL
Oleh-oleh dari : Pelatihan Teknik Evaluasi untuk Guru
I. PILIHAN GANDA
A. MATERI
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Pengecoh harus berfungsi
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
B. KONSTRUKSI
4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja
6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
7. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda
8. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi
9. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama
10. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”
11. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya
12. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
13. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti seperti : sebaiknya, umumnya, kadang – kadang.
14. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
C. BAHASA / BUDAYA
15. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
a. Penggunaan Kalimat
(1) Penggunaan kalimat harus ada unsur subjek
(2) Penggunaan kalimat harus ada unsur predikat (bagian yang berfungsi menerangkan subjek)
(3) Hindarkan pernyataan yang hanya berupa anak kalimat.
b. Pemakaian Kata
(1) Dalam memilih kata harus diperhatikan ketepatannya dengan pokok masalah yang ditanyakan
(2) Penulisan kata perlu disesuaikan dengan kebenaran penulisan yang baku
c. Pemakaian Ejaan
(1) Penulisan huruf (kapital dan kecil) dalam soal perlu diperhatikan
(2) Penggunaan tanda baca dalam penulisan soal perlu diperhatikan
16. Bahasa yang digunakan harus komunikatif
17. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat
18. Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
II. JAWABAN SINGKAT
A. MATERI
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan jawaban singkat
B. KONSTRUKSI
3. Pernyataan disusun dengan bentuk pertanyaan langsung agar siswa lebih mudah merumuskan jawaban singkat
4. Pernyataan disusun dengan bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban singkat/pendek yang berupa sebuah kata, angka, simbol, atau kelompok kata
5. Tempat jawaban hendaknya berupa garis lurus (bukan titik-titik).
6. Hindarilah pernyataan yang menggunakan kata – kata yang langsung mengutip dari uraian materi buku pelajaran.
7. Pertanyaan hanya ada satu jawaban yang benar.
8. Tempat jawaban yang dikosongkan harus sama panjangnya dan ditempatkan setelah pertanyaan.
9. Jika jawaban yang dikehendaki adalah menuntut satuan urutan, maka ungkapkanlah secara rinci di dalam pertanyaan.
C. BAHASA / BUDAYA
10. Gunakanlah pertanyaan yang menuntut jawaban singkat, misalnya menggunakan kata Tanya siapa, kapan, berapa, dimana
11. Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa.
12. Gunakan bahasa Indonesia baku
13. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat / tabu.
III. ISIAN
A. MATERI
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan bentuk isian.
B. KONSTRUKSI
3. Pernyataan disusun sedemikian rupa, sehingga jelas jawaban yang diharapkan.
4. Hindarkan petunjuk kearah jawaban yang benar
5. Susunlah pertanyaan yang dapat mempermudah penskorannya
6. Hindarkan pertanyaan – pertanyaan yang kurang tegas
7. Susunlah soal dengan pernyataan berita
8. Usahakan hanya ada satu jawaban yang benar
9. Hindarkan pernyataan yang terlalu banyak dihilangkan.
10. Pernyataan yang dihilangkan adalah benar – benar bentuk kata atau frase yang merupakan kunci jawaban dan bukan hal – hal yang memang tidak penting.
11. Hindarkan pernyataan yang diambil langsung persis sama dengan di dalam buku pelajaran
12. Tempat jawaban yang disediakan untuk setiap soal harus sama panjangnya.
13. Dalam menyusun soal yang memerlukan jawaban rincian perlu disusun secara berurutan (alfabetis jawabannya).
14. Daftarlah semua kemungkinan jawaban yang benar. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan jawaban benar.
15. Berilah nomor pada tiap – tiap tempat jawaban.
C. BAHASA / BUDAYA
16. Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa
17. Gunakan bahasa Indonesia baku
18. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat / tabu.
IV. MENJODOHKAN
A. MATERI
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan bentuk menjodohkan
3. Gunakanlah materi – materi yang homogen untuk setiap kelompok, baik kelompok soal (pokok soal) maupun pilihan jawaban.
B. KONSTRUKSI
4. Pertanyaan dan pilihan jawaban harus disusun dengan homogen, parallel/sejajar
5. Soal disusun sebelah kiri dengan bernomor, pilihan jawaban disusun di sebelah kanan dengan diberi nomor urut dengan huruf
6. Pertanyaan dan pilihan jawaban hendaknya disusun secara sistematis. Jika daftar terdiri dari tanggal disusun secara kronologis, sedangkan pernyataan dalam pilihan jawaban dapat disusun menurut abjad.
7. Pertanyaan dan pilihan ditulis dalam halaman yang sama.
8. Panjang soal ini dibatasi jumlahnya tidak lebih dari 10 – 15 butir soal.
9. Jumlah pilihan jawaban disusun lebih banyak daripada soalnya.
10. Pokok soal dan pilihan jawaban disusun dengan pertanyaan yang pendek.
11. Petunjuk mengerjakan soal harus jelas
C. BAHASA / BUDAYA
12. Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa
13. Gunakan Bahasa Indonesia baku
14. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat / tabu.
V. URAIAN
A. MATERI
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan
3. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan pengukuran
4. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas
B. KONSTRUKSI
5. Menggunakan kata tanya / perintah yang menuntut jawaban terurai
6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
7. Setiap soal harus ada pedoman penskorannya
8. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca
C. BAHASA
9. Rumusan kalimat soal harus komunikatif
10. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku).
11. Tidak menimbulkan penafsiran ganda
12. Tidak mempergunakan bahasa yang berlaku setempat / tabu
13. Tidak mengandung kata / ungkapan yang menyinggung perasaan siswa
Oleh-oleh dari : Pelatihan Teknik Evaluasi untuk Guru
I. PILIHAN GANDA
A. MATERI
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Pengecoh harus berfungsi
3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar
B. KONSTRUKSI
4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas
5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja
6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar
7. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda
8. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi
9. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama
10. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”
11. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis waktunya
12. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
13. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti seperti : sebaiknya, umumnya, kadang – kadang.
14. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.
C. BAHASA / BUDAYA
15. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia
a. Penggunaan Kalimat
(1) Penggunaan kalimat harus ada unsur subjek
(2) Penggunaan kalimat harus ada unsur predikat (bagian yang berfungsi menerangkan subjek)
(3) Hindarkan pernyataan yang hanya berupa anak kalimat.
b. Pemakaian Kata
(1) Dalam memilih kata harus diperhatikan ketepatannya dengan pokok masalah yang ditanyakan
(2) Penulisan kata perlu disesuaikan dengan kebenaran penulisan yang baku
c. Pemakaian Ejaan
(1) Penulisan huruf (kapital dan kecil) dalam soal perlu diperhatikan
(2) Penggunaan tanda baca dalam penulisan soal perlu diperhatikan
16. Bahasa yang digunakan harus komunikatif
17. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat
18. Pilihan jawaban jangan mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
II. JAWABAN SINGKAT
A. MATERI
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan jawaban singkat
B. KONSTRUKSI
3. Pernyataan disusun dengan bentuk pertanyaan langsung agar siswa lebih mudah merumuskan jawaban singkat
4. Pernyataan disusun dengan bentuk pertanyaan yang menuntut jawaban singkat/pendek yang berupa sebuah kata, angka, simbol, atau kelompok kata
5. Tempat jawaban hendaknya berupa garis lurus (bukan titik-titik).
6. Hindarilah pernyataan yang menggunakan kata – kata yang langsung mengutip dari uraian materi buku pelajaran.
7. Pertanyaan hanya ada satu jawaban yang benar.
8. Tempat jawaban yang dikosongkan harus sama panjangnya dan ditempatkan setelah pertanyaan.
9. Jika jawaban yang dikehendaki adalah menuntut satuan urutan, maka ungkapkanlah secara rinci di dalam pertanyaan.
C. BAHASA / BUDAYA
10. Gunakanlah pertanyaan yang menuntut jawaban singkat, misalnya menggunakan kata Tanya siapa, kapan, berapa, dimana
11. Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa.
12. Gunakan bahasa Indonesia baku
13. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat / tabu.
III. ISIAN
A. MATERI
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan bentuk isian.
B. KONSTRUKSI
3. Pernyataan disusun sedemikian rupa, sehingga jelas jawaban yang diharapkan.
4. Hindarkan petunjuk kearah jawaban yang benar
5. Susunlah pertanyaan yang dapat mempermudah penskorannya
6. Hindarkan pertanyaan – pertanyaan yang kurang tegas
7. Susunlah soal dengan pernyataan berita
8. Usahakan hanya ada satu jawaban yang benar
9. Hindarkan pernyataan yang terlalu banyak dihilangkan.
10. Pernyataan yang dihilangkan adalah benar – benar bentuk kata atau frase yang merupakan kunci jawaban dan bukan hal – hal yang memang tidak penting.
11. Hindarkan pernyataan yang diambil langsung persis sama dengan di dalam buku pelajaran
12. Tempat jawaban yang disediakan untuk setiap soal harus sama panjangnya.
13. Dalam menyusun soal yang memerlukan jawaban rincian perlu disusun secara berurutan (alfabetis jawabannya).
14. Daftarlah semua kemungkinan jawaban yang benar. Hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan jawaban benar.
15. Berilah nomor pada tiap – tiap tempat jawaban.
C. BAHASA / BUDAYA
16. Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa
17. Gunakan bahasa Indonesia baku
18. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat / tabu.
IV. MENJODOHKAN
A. MATERI
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Materi yang diukur sesuai dengan tuntutan bentuk menjodohkan
3. Gunakanlah materi – materi yang homogen untuk setiap kelompok, baik kelompok soal (pokok soal) maupun pilihan jawaban.
B. KONSTRUKSI
4. Pertanyaan dan pilihan jawaban harus disusun dengan homogen, parallel/sejajar
5. Soal disusun sebelah kiri dengan bernomor, pilihan jawaban disusun di sebelah kanan dengan diberi nomor urut dengan huruf
6. Pertanyaan dan pilihan jawaban hendaknya disusun secara sistematis. Jika daftar terdiri dari tanggal disusun secara kronologis, sedangkan pernyataan dalam pilihan jawaban dapat disusun menurut abjad.
7. Pertanyaan dan pilihan ditulis dalam halaman yang sama.
8. Panjang soal ini dibatasi jumlahnya tidak lebih dari 10 – 15 butir soal.
9. Jumlah pilihan jawaban disusun lebih banyak daripada soalnya.
10. Pokok soal dan pilihan jawaban disusun dengan pertanyaan yang pendek.
11. Petunjuk mengerjakan soal harus jelas
C. BAHASA / BUDAYA
12. Bahasa soal harus komunikatif dan disesuaikan dengan jenjang pendidikan siswa
13. Gunakan Bahasa Indonesia baku
14. Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat / tabu.
V. URAIAN
A. MATERI
1. Soal harus sesuai dengan indikator
2. Setiap pertanyaan harus diberikan batasan jawaban yang diharapkan
3. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan pengukuran
4. Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas
B. KONSTRUKSI
5. Menggunakan kata tanya / perintah yang menuntut jawaban terurai
6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
7. Setiap soal harus ada pedoman penskorannya
8. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca
C. BAHASA
9. Rumusan kalimat soal harus komunikatif
10. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku).
11. Tidak menimbulkan penafsiran ganda
12. Tidak mempergunakan bahasa yang berlaku setempat / tabu
13. Tidak mengandung kata / ungkapan yang menyinggung perasaan siswa
Jumat, 21 Januari 2011
Somewhere Beyond the Sea, lyrics
Somewhere Beyond the Sea
Somewhere beyond the sea
somewhere waiting for me
my lover stands on golden sands
and watches the ships that go sailin'
Somewhere beyond the sea
Somewhere beyond the sea
she's there watching for me
If I could fly like birds on high
then straight to her arms
I'd go sailin'
It's far beyond the stars
it's near beyond the moon
I know beyond a doubt
my heart will lead me there soon
We'll meet beyond the shore
we'll kiss just as before
Happy we'll be beyond the sea
and never again I'll go sailin'
I know beyond a doubt
my heart will lead me there soon
We'll meet (I know we'll meet) beyond the shore
We'll kiss just as before
Happy we'll be beyond the sea
and never again I'll go sailin'
no more sailin'
so long sailin'
bye bye sailin'...
move on out captain
Somewhere beyond the sea
somewhere waiting for me
my lover stands on golden sands
and watches the ships that go sailin'
Somewhere beyond the sea
Somewhere beyond the sea
she's there watching for me
If I could fly like birds on high
then straight to her arms
I'd go sailin'
It's far beyond the stars
it's near beyond the moon
I know beyond a doubt
my heart will lead me there soon
We'll meet beyond the shore
we'll kiss just as before
Happy we'll be beyond the sea
and never again I'll go sailin'
I know beyond a doubt
my heart will lead me there soon
We'll meet (I know we'll meet) beyond the shore
We'll kiss just as before
Happy we'll be beyond the sea
and never again I'll go sailin'
no more sailin'
so long sailin'
bye bye sailin'...
move on out captain
Rabu, 19 Januari 2011
So Ji Sub Main Filem Baru Berjudul "Only You"
Kabar gembira bagi fans So ji Sub!! Dia akan main di filem baru berjudul Only You. Di situ Ji Sub akan bermain sebagai seorang petinju.
Setelah bermain mengesankan di Memories in Bali, I'm Sorry I Love You, (tayang di Indosiar) dan Cain And Abel, lalu Road Number One So Ji Sub akan berperan sebagai mantan petinju yang memadu kasih dengan seorang gadis tuna netra.
Siapa kira-kira lawan mainnya ya? Apakah dia akan bermain sebagus waktu dia jadi Kang In Wook atau Cha Moo Hyuk? Atau dia akan main 'nggak banget' seperti di Road No 1? Kita tunggu saja. Tapi mulai syutingnya saja bulan Maret, berarti mulai edarnya kapan ya.. jangan-jangan akhir tahun.. whoaahh... lamanyaa.. :(
So Ji Sub kembali main filem setelah pada tahun 2009 dia main filem komedi romantik dengan Zang Zi Yi dalam filem 'Sophie's Revenge'. Di filem itu dia berperan sebagai kekasih Zang yang direbut wanita lain. Mudah-mudahan 'Only You' tidak akan bernasib sama dengan 'Road Number One' yang ratingnya jeblok meski biaya produksinya muaahaal ....
Minggu, 16 Januari 2011
Recaps Bread Love and Dreams episode 26
Kim Tak Goo bersiap untuk rapat direksi. Hadirin rapat memperhatikan kelakuan Tak Goo yang salah tingkah membolak balik tumpukan dokumen sampai ada yang jatuh. Gu Ma Jun langsung menyela kalau Tak Goo sama sekali tak siap dengan presentasi hari ini. Ia kemudian memulai presentasinya lengkap dengan tumpukan kertas kerja di setiap meja hadirin. Ma Jun menyampaikan gagasannya untuk rencana Geo Sung 10 tahun ke depan. Tak Goo memperhatikan betapa canggihnya Majun presentasi sementara dia tahunya cuman membuat roti.
Selesai, Ma Jun lalu menantang Tak Goo untuk menyampaikan presentasinya. Tak Goo memulai, "Seperti diketahui aku kurang memenuhi syarat untuk menempati posisi ini. Aku sudah bersiap untuk presentasi tapi bukan dengan kertas. Aku memakai roti." Tak Goo memberi isyarat pada anak buahnya, segera keluarlah trolit berisi roti-roti bagi setiap hadirin rapat. "Bukannya ini dari pabrik kita? Untuk apa kita makan roti yang sudah kita ketahui selama 30 tahun lebih?" salah satu direksi penasaran. "Bukan." Tak Goo menjelaskan "Ini roti buatanku. Aku membuatnya sendiri sejak tadi pagi. Tidak banyak yang kulakukan, aku tidak mengerti tentang 'odari' profit juga"
(salah sebut dia.. mustinya ordinary menjadi odari = kaki pengkor?)
"Aku juga tdak tahu bedanya manekin dengan marketing. Satu hal yang bisa kulakukan sebagai pengganti presiden adalah membuat roti. Dan untuk itulah sebabnya aku duduk di sini." Wajah-wajah dewan direksi menjadi berubah respek pada Kim Tak Goo termasuk Ja Kyung. Ma Jun hanya terdiam. "Dalam roti presdir menemukan kepercayaan dirinya selama 30 tahun lebih. Itulah pemikiranku. Jangan kalian berpikir dengan menempatkanku yang hanya tahu membuat roti pada posisi ini Presdir hanya untuk melestarikan visinya. Mungkinkah?" Senyap di ruangan "Bagaimanapun Presdir adalah orang yang sangat mengerti roti" kata salah seorang direksi memecah keheningan yang disetujui oleh yang lain.
Majun, "Lalu sampai kapan kau hanya akan membuat roti yang ayah buat? Waktu berlalu,s elera berubah, dan kita selalu menjual produk yang sama dengan yang selama ini kita jual? Apa kau pikir pola biasa dapat menjalankan bisnis?"
Tak Goo, " menciprtakan rasa khas baru dapat menjadi awal yang baru. Sebelum terjun ke bisnis ini jangan lupa kita adalah tukang membut roti Gu Ma Jun."
Selama Tak Goo bicara panjang lebar, pengacara Park membatin, "Kenapa di antara semua orang harus Kim Tak Goo, Presdir?" kelihatannya dia menyadari kalau Presdirnya ternyata benar.
Selesai meeting asisten Tak Goo membincangkan bosnya, "kau lihat sorot matanya? Itu hebat!" Yoo Kyung menyambut ingin tahu hasil pertemuan itu, dia ingin tahu nasib Tak Goo juga. Tak Goo ditugaskan untuk menghidupkan kembali pabri roti di Cheongsan yang hampir bangkrut sebagai pembuktian kalau dia bisa menjalankan bisnis. "Kenapa Ceongsan?" Ny. Seo penasaran. "Cheongsan tempat di mana dia bisa menggali kuburannya sendiri" Tuan Han yakin. (Huh yakin dong..dia kan sudah punya rencana jahat buat Tak Goo yah, kan?)
Tak Goo merasa tidak yakin akan keberhasilan pabrik di Cheongsan setelah mengetahui rencana itu ternyata dari pengacara Park. "Aku menyarankan tanggalkan saja posisi presdir pengganti itu." "Jadi kau mengujiku?" Tak Goo mendesak. "Posisi itu bukanlah jabatan yang dapat dirterima dengan mudah. Kau sudah memberukan kesan yang baik di pertemuan tadi, aku harap kau berhasil di Cheongsan. Permisi."
Di kantornya Tak Goo minum dengan hausnya, ditanya oleh Yoo Kyung "Apakah kau akan ke pabrik di Cheongsan? Apapun yang akan kau lakukan kau akan melakukannya dengan baik." Tak Goo menyambut riang, "Terimakasih, Apapun upaya yang kulakukan sukses atau gagal tergantung Surga memberikannya. Namun aku harus melakukan yang terbaik. Alangkah senangnya kalau kau bisa ke Cheongsan denganku." Yoo Kyung gelagapan. "Ah, aku melantur lagi, maafkan." Ia kemudian memberikan instruksi lewat telepon. "Aku melakukannya dengan baik, kan" Dia tersenyum lebar pada Yoo Kyung.
Kim Mi Sun mencari Tak Goo di kantornya, dia melihat kesana kemari "Di sinikah Tak Gooku bekerja?" Dia berhenti sebentar mersa terharu. Ingatan kembali ke saat belasan tahun yang lalu saat Tak Goo ditinggalkannya di rumah ayahnya. Flashback selesai, Kim Mi Sun menuju lift.
Kim Tak Goo masuk lift dan turun bersama asistennya.
Kim Mi Sun merasa pusing, meletakkan kepalanya di dinding depan lift. Kim Tak Goo keluar dari lift. Kim Mi Sun terjatuh dan ditolong oleh asistennya. Tak Goo tertarik dengan pemandangan itu, mendekat dan bertanya, "Kau sakit Nyonya? (please Tak Goo itu ibumuuuu.. :) ) Kim Mi Sun bilang tidak apa-apa dan Tak Goo berkata lagi "Ada ruang duduk di mana kau bisa berstirahat di situ." Tak Goo bicara dengan punggung Kim Mi Sun dijawab lagi dengan jawaban tidak apa-apa.
Tak Goo masih khawatir dengan ibu-ibu itu ketika ada yang memanggil namanya. Dia Dr. yoo memmuji roti buatan Kim Tak Goo yang berhasil menyentuh mereka semua. Lalu dia berjalan keluar. Kim Mi Sun memperhatikan dari jauh dan memanggil lirih nama anaknya, lalu pingsan. (duh mbak asisten ... panggil dong Tak Goonya, kasihan nyonyamu itu lho ah)
Presdir dilapori pengacara Park, tentang tugas yang harus diembannya dan sebulan waktu yang diberikan. Presdir hanya merem lalu membuka matanya sebentar kemudian merem lagi. (kelihatannya sudah sadar nih ya Presdir)
Di kantor Ma Jun didatangi ibunya. "Kau suka kantormu?"
"Tidak apa-apa, aku suka."
"Kau hanya enam bulan di sini. Aku akan memberikanmu jabatan Direktur Eksekutif awal tahun depan."
"Bagus juga."
"Ini awalnya, banyak mata memandang ke dalam perusahaan, kau mengerti?"
"Ya akan kuusahakan."
Ny. Seo beranjak pergi, Majun menahan "Masalah pernikahanku tolong dimajukan secepat mungkin, Bu." Wajah Ny.Seo mengeras "Di hari yang baik ini jangan mengecewakan orang lain dengan bicara seperti itu." Majun menjawab, "Aku tidak selalu bisa mengatakan hal yang ingin kau dengar saja bukan? kau bawa aku ke dalam perusahaan, sekarang kau ingin membawakan perempuan yang kuinginkan dekat denganku, begitu, kan?" Mengapa kau begitu yakin aku akan menyetujui pernikahanmu itu?" "Karena tempat aku menemukan gelang itu adalah tempat di mana nenek meninggal." (Skakmat) Ny. Seo terkejut ketakutan. "Majun, ada apa sebenarnya sampai kau lakukan ini terhadapku? Apa yang kau lihat? Apa yang kau dengar? Apa lagi yang kau tahu?" "Jangan bertanya lagi Bu. Aku takkan menjawab lagi. Kau hanya cukup merestui pernikahanku."
Yoo Kyung dipanggi Ny. Seo ke rumahnya. "Anda memanggilku Nyonya?" Ny. Seo menoleh dan dia melihat gelang itu, dan terlihat seperti ketakutan. "Berlutut!" "Kenapa?" "Kau tak bisa?" Tadinya Yoo Kyung mamu membantah lagi tapi akhirnya dia menurut. "Aku berlutut." "Bagaimana rasanya?" tanya Ny. Seo. Kemudian dia menghujani Yoo Kyung dengan umpatan, cacian, dan hinaan. Setelah puas dia meninggalkan Yoo Kyung yang perasaannya campur aduk dan masih berlutut.
Tak Goo sudah sampai di pabrik Cheongsan malam harinya. Keluar dari mobil, pikirannya melayang ke 14 tahun yang lalu ketika di amencuri roti dan pertama kali bertemu dengan ayahnya.
Tak Goo masuk ke dalam pabrik meski dilaran oleh asistennya "manager pabrik belum datang Tuan." Tak Goo masuk ke dalam pabrik dan menyelusuri lorong-lorong pabrik yang gelap. "Tuan sebaiknya kta menunggu manager pabrik di luar saja." Tak Goo tidak mempedulikan dan terus memberikan komentar situasi pabrik yang mengkhawatirkan.
Tak Goo mendengar suara dari dalam sana. Dia mencoba menyalakan lampu tapi tidak berhasil. Tak Goo menemukan senter dan menyalakannya, kemudian mencari asal suara. Ketika dia membuka sebuah pintu, tiba-tiba Tak Goo ditinju seseorang, lalu mereka terlibat perkelahian. Ketika Tak Goo hendak meninju lagi orang itu tiba-tiba lampu dinyalakan. Ternyata orang yang ditinjunya tadi adalah Shin Shin Ho! Ayah Shin Yoo Kyung! Tak Goo tertegun, "Ahjussi?"
Manager pabrik yang menyalakan lampu, "Hey apa yang kalian lakukan di sini?" Asisten Tak Goo memberikan kartu nama dan memperkenalkan diri, "Kami dari kantor pusat."
Yoo Kyung mendatangi Ma Jun di kantornya. Dia menoleh, "Ini jadi kantorku sekarang." Yoo Kyung mendekat, "Aku habis menemui ibumu. Aku mendapat restunya untyk pernikahan kita. " "Ibu menyatakannya kepadamu? Dia menyetujuinya?" Shin Yoo Kyung mengangguk, kemudian Ma Jun menariknya ke dalam pekukannya. "Maukah kau katakan padaku? Gelang yang kau berikan padaku. Ada cerita apa di baliknya?" Yoo Kyung bertanya dalam pelukan Ma Jun. "Tak ada cerita. Jangan tanya apa-apa lagi tentang gelang itu." katanya kaku. "Mulai sekarang berfikirlah kau akan menjadi istriku. Menjadi wanitaku.
Oh keliru! Ny. Seo tidak memberikan begitu saja restu itu pada anaknya. Dia menangis, mengamuk menghancurkan botol-botol minuman di bar di rumahnya. Presdir di dalam kamar sibuk menyimak. (aneh kok orang bangun dari pingsannya nggak ketahuan yah. Kalo di sini mungkin kita sudah pengajian deh buat mengucap syukur pada Tuhan)
Di Pabrik Cheongsan Tak Goo diajak ke dalam kantor oleh manajer pabrik di sana. "Ketika ada berita dari pusat, kupikir orang yang datang jauh lebih tua. Aku agak kaget melihat betapa mudanay dirimu." Tak Goo tersenyum, "Pria tadi?" "Ah, Shin Shin Ho?" "Dia bekerja di sini?" "Dia bekerja di sini sebagai penjaga keamanan sejak 5-6 tahun yang lalu. Dia tak punya keluarga, tak punya tujuan, kami tak bisa mendiamkannya lalu kami angkat dia sebagai satpam." Mendengar penjelasan manager pabrik Tak Goo termenung. "Kau mengenal dia?" Tak Goo mengelak, "Ah bukan seperti itu." Sementara Shin Shin Ho merenung di tempat gelap, mungkin juga menguping diam-diam.
"Mengapa kau datang dari pusat secara mendadak jam segini?" tanya manager pabrik. "Kudengar situasi di Cheongsan tidak begitu bagus. Mengetahui itu, aku ingin menemuimu dan mungkin aku dapat menemukan solusinya." Tak Goo menjelaskan. "Mungkin aku tak seharusnya mengungkapkan hal ini. Tapi pabrik ini sudah tak ada harapan lagi. Karena ada isu pabrik mau tutup banyak karyawan sudah mengundurkan diri. Kalau kau datang ke sini untuk memulihkan keadaan pabrik ini percuma, tak ada harapan" Manager pabrik menjelaskan dengan apatis.
Tak Goo tidak putus asa. "kita lakukan apa yang dapat kita lakukan.Aku harus dapat membuat produk baru di sini dalam sebulan. Selagi aku ada di sini aku akan melihat-lihat." Lalu dia berkeliling memeriksa terigu, dan membauinya.
Shin Shin Ho memperhatikan dari jauh, Tak Goo mengetahuinya, dan kemudian datang menyapanya. "Ahjussi. Kau ayahnya Shin Yoo Kyung kan? bagaimana hidupmu selama ini? Bagaimana dengan Yoo Kyung? Apa kau mendengar berita tantangnya?" Kelihatannya Ahjussi berang dengan pertanyaan Tak Goo, "Tutup mulutmu, ya."
"Ahjussi?"
"Dia anak yang menjeblsokan ayahnya sendiri lalu pergi begitu saja. Jangan pernah menyebutkan namanya di depanku lagi.Aku akan mendengar namanya lagi ketika dia mati dan aku mati dengannya." (ini bapaknya beneran apa bukan sih?)
"Ahjussi, kau tak berubah sedikitpu?! Bagaimana kamu masih dapat berpikir seperti itu tentang satu-satunya anakmu?" heran Tak Goo. Shin semakin berang mendengarnya, "Diam!! LEbih baik tutup mulutmu, dan kembalilah ke Seoul. Kau membuat langkah keliru. Kau juga bisa mati di sini! Mengerti?!" Manager Cheongsan menguping dan menelepon. (Manager Han tentunya, kan?)
Setelah menutup telepn, Manager Han bicara dengan seseorang... Jun Gu! (Duh Jin Gu ini antagonis atau protagonis sih? kok kemana aja ikut :( mana ekspresinya datar gitu jadi nggak ketahuan)
Manager Han memberikan secarik kertas jada Jin Gu, "Bawalah orang ini diam-diam ke sini. Tentunya jangan sampai ada yang tahu." Jin Gu menyela, "Kudengar kau akan menyuruhku berbuat untuk Tak Goo." "ini ada hubungannya dnegan dia. Kalau kau sudah sampai, kau akan tahu."
Di sebuah rumah sakit, Dr Yoon bicara dengan Kim Mi Sun dan Bibi Gong,"Sekarang kita tinggal menunggu donor mata. Dalam 2 atau 3 bulan kau akan mendapat corneal transplant. Tapi sekarang kau harus memulihkan dulu kondisimu." Bibi Gong khawatir, "Ya Tuhan sudah beberapa hari ini dia masih saja belum membaik? Kalau kau ingin bertemud engan anakmu, kau harus bertemud engan anakmu. Bukannya malah kembali pulang seperti ini dan berbaring saja."
Kim Mi Sun merasa malu dengan keadaannya. Kesannya dia seperti tidak bertanggung jawab dalam tumbuh kembang Tak Goo sampai dewasa. Lalu bagaimana tiba-tiba dia datang ke dalam kehidupannya sebagai ibunya. Dr Yoon ingin membantu Mi Sun dengan mengontak Tak Goo, tapi Mi Sun menolaknya. "Mesik dari kejauhan aku sudah melihat Kim Tak Goo bukan, kalau mati sekarang aku tak akan menyesal," katanya.
Manager Han dan Ny. Seo.
"Kudengar kau sedang berkonsentrasi pada pernikahan Ma Jun dan Yoo Kyung?"
"Siapa bilang?"
"Kudengar dari Majun. Pernikahan segera dilakukan segera setelah presdir sadar dari komanya."
Ny. Seo memberikan alamat panti asuhan tempat Yoo Kyung dibesarkan.
"Banyak yang mencurigakan dari anak itu. Carilah ayah kandung Shin Yoo Kyung. Sekarang aku akan menenangkan Ma Jun, setelah itu tidak ada alasan lain untuk membuat Shin Yoo Kyung menyerah." Ny. Seo lalu mengajak Shin Yoo Kyung pergi ke suatu tempat.
Tak Goo mencari Yoo Kyung di sekertariat, tapi ybs sudah pergi. Tak Goo kemudian menitipkan pesan pada rekah Shin Yoo Kyung lalu pergi. Tapi Ma Jun mengetahuinya. "Urusan apa yang harus kau katakan pada Yoo Kyung?" "Sesuatu yang tak bisa kukatakan kepadamu" Tak Goo lalu pergi. "Yoo Kyung dan aku segera menikah," kata Ma Jun menghentikan langkah Tak Goo. "Kenapa kau kelihatan begitu terkejut? Kau takkan mengajaknya menikah bukan? SHin Yoo Kyung akan menjadi isteriku, jadi jangan berahasia di depanku. Kau dah Yoo Kyung secara hirarki akan menjadi keluarga. Jangan mempersulit diri." Tak Goo menjawab Ma Jun "Kau akan membuatnya bahagia bukan? Dia anak yang penuh penderitaan. Biarkan dia bersandar padamu." kemudian berlalu.
Tak Goo lalu ke Pal Bong Bakery dan bertemu dengan semuanya, minus Jin Gu. Dia meminta semuanya mengevalusi roti Cheongsan. Kesimpulannya semua sepakat rotinya tidak enak dan tidakheran pabrik mau tutup. Yang Mi Sun, "Perusahaan itu mau mendepakmu dari sana" Kemudian Tak Goo meminta bantuan para chef itu yang dipercayainya untuk bekerja di pabriknya.
Para chef kemudian melamar di Pal Bong Bakery. Dengan alasan sekarang sulit mencari pekerjaan, sementara mereka cuma tahu bikin roti, akhirnya mereka diterima di sana. Ketiganya lalu meneliti kinerja pabrik. Bertemu dengan Tak Goo mereka berpura-pura tidak kenal, eh tapi malah Tak Goo yang senyum lebar pada mereka.. dasar Tak Goo yaa.. :D
Di kantor Geosung mereka melaporkan temuannya pada Tak Goo. Semua hasil laporannya memprihatinkan. Semua itu menyebabkan kantor pusat mengeluarkan anggaran lebih. "berarti seseorang menggunakan uang pabrik, bukan cuma beberapa Won tapi milyaran Won" kata Tak Goo. "Bukannya itu terlalu besar untuk penggelapan oleh manager pabrik?" Tuan Yang tidak yakin. "itu yang harus kita cari tahu." Tak Goo lalu meminta ketiganya terus memonitor pabrik sementara dia akan memikirkan formula untuk produk barunya.
Shin Yoo Kyung makan bersama di keluarga Ma Jun. Ma Jun meminta pernihkahan dilaksanakan segera dan tidak ingin ada penundaan lagi. Ja Kyung, kakaknya heran mengapa Ma Jun terburu-buru sementara ayahnya masih terbaring sakit.
"Di keluarga kita keturunan sangat penting. Pernikahan dipercepat pada masa ini." kata Ma Jun. Ja Kyung dan Ma Jun kemudian terlibat perdebatan.
Ny. Seo mengatakan ide itu tidak buruk dan membuat janji untuk persiapan menuju pernikahan. Ja Rim heran ibunya berubah pikiran. Ja Kyung memilih pergi meninggalkan meja makan lebih dulu dan disusul oleh Ja Rim.
Keluar rumah Yoo Kyung marah karena situasinya makin sulit dan aneh baginya. Menurutnya, ibun Ma Jun sudah merestui mereka dan sebaiknya mereka tarik nafas dulu lagipula presiden sedang sakit. Mengapa harus mendesak sepert ini?
Ma Jun, "Kenapa kau seperti ini? Kau berubah pikiran? Ketika ibu menerimamu kau menyerah dan mengabaikan pernikahan ini?"
Yoo Kyung, "Bukan itu."
"Maka dari itu," Ma Jun melanjutkan, "Mari kita lanjutkan. Kalau kita tidak buru-buru bisa jadi pernikahan tidak akan terlaksana. Kau biilang kau takkan menyesal. Sudah. Tutup saja matamu dan lakukan dengan caraku." Ma Jun menarik Yoo Kyung ke dalam pelukannya, "Bilang aku bersedia Yoo Kyung." Tak Goo datang membawa dus besar kelihatannya berat, ia lewat mendekap dusnya erat-erat (hahaha kasihan tapi lucu melihat objek yang didekap Ma Jun dan Tak Goo)
Tak Goo masuk kamar ayahnya dan menemukan kakak tertuanya Ja Kyung sedang di sana. "Kakak, bagaimana keadaan Ayah? Ada kemajuan hari ini?" Pertanyaan Tak Goo dijawa Ja Kyung, "Masih sama." (eeealaah... belum pada tahu ya)
Tak Goo berbicara dengan ayahnya seperti ayahnya bisa menanggapinya sambil memijat kaki ayahnya. Kelihatannya Ja Kyung tersentuh dengan sikap adiknya itu.
Di Rumah Sakit, Bibi Gong sangan mencemaskan keadaan Kim Ki Sun, meminta Dr. Yoon segera mencari Kim Tak Goo. Dr. Yoon lalu berangkat. Dia berpapasan dengan Jin Gu (o ow.. aku mencium bahaya nih)
Di Cheongsan, manager pabrik mempertemukan Shin Shin Ho pada Manager Han, "Ini orangnya, Tuan." Melihat Manager Han, Shin terbelalak, "Apa yang membawamu ke sini?" Manager Han menjawab tenang, "Orang bilang dunia ini kecil. Mungkin ini maksudnya." Shin semakin bingung, "Maksudmu?"
"Kau punya anak perempuan bukan? Dia bernama Shin Yoo Kyung?" tanya Manager Han.
Manager Han keluar ketika Tak Goo datang. Shin mengikutinya, Tak Goo mencium adanya bahaya. Dia mencoba melarang Shin. "Mau ke mana?" tanya Tak Goo. Shin menjawab mau mencari anaknya. Tak Goo melanjutkan, "Kau tak pernah bersikap seperti seorang ayah pada anakmu. Apa kau akan menjerumuskannya ke dalam bahaya?"
"Kau ini siapa bicara seperti itu? Suaminya?" Shin mendorong Tak Goo dan berusaha masuk ke dalam mobil. Manager Han segera menyuruh berangkat. Tak Goo masih berteriak, "Baiklah sekali ini saja. Dapatkah kau bersikap seperti seorang ayah bagi Yoo Kyung?" Shin masuk ke dalam mobil. Manager Han segera menyuruh berangkat. Tak Goo terus memanggil-manggil Shin dan meratap sedih.
Dr. Yoon mencari Tak Goo di kantornya.
Shin Yoo Kyung memilih dan mencoba baju pengantin. Yoo Kuyng keluar dalam baju pengantin. Ma Jun terpana, sementara Ny Seo berlagak sibuk tidak mau melihatnya. Dia malah terus melihat jam di dinding.
Manager Han tiba diikuti Shin dan mempertemukanya dengan anaknya. Shin Yoo Kyung terbelalak kaget, begitu jugan dengan Shin ayahnya. Mungkin dia heran melihat anaknya begitu cantik.
Tak Goo mencari Yoo Kyung di kantornya, dan diberi alamat tempat butik baju pengantin. Dia lalu berlalu dan masuk lift berpapasan dengan Dr. Yoon.
Lift tertutup dan membuka lagi. Dr. Yoon bertanya, "Kum Tak Goo?" Diiyakan oleh Tak Goo. "Yang pernah tinggal di Cheongsan?" Dr Yoon bertanya lagi.
Bersambung.
Selesai, Ma Jun lalu menantang Tak Goo untuk menyampaikan presentasinya. Tak Goo memulai, "Seperti diketahui aku kurang memenuhi syarat untuk menempati posisi ini. Aku sudah bersiap untuk presentasi tapi bukan dengan kertas. Aku memakai roti." Tak Goo memberi isyarat pada anak buahnya, segera keluarlah trolit berisi roti-roti bagi setiap hadirin rapat. "Bukannya ini dari pabrik kita? Untuk apa kita makan roti yang sudah kita ketahui selama 30 tahun lebih?" salah satu direksi penasaran. "Bukan." Tak Goo menjelaskan "Ini roti buatanku. Aku membuatnya sendiri sejak tadi pagi. Tidak banyak yang kulakukan, aku tidak mengerti tentang 'odari' profit juga"
(salah sebut dia.. mustinya ordinary menjadi odari = kaki pengkor?)
"Aku juga tdak tahu bedanya manekin dengan marketing. Satu hal yang bisa kulakukan sebagai pengganti presiden adalah membuat roti. Dan untuk itulah sebabnya aku duduk di sini." Wajah-wajah dewan direksi menjadi berubah respek pada Kim Tak Goo termasuk Ja Kyung. Ma Jun hanya terdiam. "Dalam roti presdir menemukan kepercayaan dirinya selama 30 tahun lebih. Itulah pemikiranku. Jangan kalian berpikir dengan menempatkanku yang hanya tahu membuat roti pada posisi ini Presdir hanya untuk melestarikan visinya. Mungkinkah?" Senyap di ruangan "Bagaimanapun Presdir adalah orang yang sangat mengerti roti" kata salah seorang direksi memecah keheningan yang disetujui oleh yang lain.
Majun, "Lalu sampai kapan kau hanya akan membuat roti yang ayah buat? Waktu berlalu,s elera berubah, dan kita selalu menjual produk yang sama dengan yang selama ini kita jual? Apa kau pikir pola biasa dapat menjalankan bisnis?"
Tak Goo, " menciprtakan rasa khas baru dapat menjadi awal yang baru. Sebelum terjun ke bisnis ini jangan lupa kita adalah tukang membut roti Gu Ma Jun."
Selama Tak Goo bicara panjang lebar, pengacara Park membatin, "Kenapa di antara semua orang harus Kim Tak Goo, Presdir?" kelihatannya dia menyadari kalau Presdirnya ternyata benar.
Selesai meeting asisten Tak Goo membincangkan bosnya, "kau lihat sorot matanya? Itu hebat!" Yoo Kyung menyambut ingin tahu hasil pertemuan itu, dia ingin tahu nasib Tak Goo juga. Tak Goo ditugaskan untuk menghidupkan kembali pabri roti di Cheongsan yang hampir bangkrut sebagai pembuktian kalau dia bisa menjalankan bisnis. "Kenapa Ceongsan?" Ny. Seo penasaran. "Cheongsan tempat di mana dia bisa menggali kuburannya sendiri" Tuan Han yakin. (Huh yakin dong..dia kan sudah punya rencana jahat buat Tak Goo yah, kan?)
Tak Goo merasa tidak yakin akan keberhasilan pabrik di Cheongsan setelah mengetahui rencana itu ternyata dari pengacara Park. "Aku menyarankan tanggalkan saja posisi presdir pengganti itu." "Jadi kau mengujiku?" Tak Goo mendesak. "Posisi itu bukanlah jabatan yang dapat dirterima dengan mudah. Kau sudah memberukan kesan yang baik di pertemuan tadi, aku harap kau berhasil di Cheongsan. Permisi."
Di kantornya Tak Goo minum dengan hausnya, ditanya oleh Yoo Kyung "Apakah kau akan ke pabrik di Cheongsan? Apapun yang akan kau lakukan kau akan melakukannya dengan baik." Tak Goo menyambut riang, "Terimakasih, Apapun upaya yang kulakukan sukses atau gagal tergantung Surga memberikannya. Namun aku harus melakukan yang terbaik. Alangkah senangnya kalau kau bisa ke Cheongsan denganku." Yoo Kyung gelagapan. "Ah, aku melantur lagi, maafkan." Ia kemudian memberikan instruksi lewat telepon. "Aku melakukannya dengan baik, kan" Dia tersenyum lebar pada Yoo Kyung.
Kim Mi Sun mencari Tak Goo di kantornya, dia melihat kesana kemari "Di sinikah Tak Gooku bekerja?" Dia berhenti sebentar mersa terharu. Ingatan kembali ke saat belasan tahun yang lalu saat Tak Goo ditinggalkannya di rumah ayahnya. Flashback selesai, Kim Mi Sun menuju lift.
Kim Tak Goo masuk lift dan turun bersama asistennya.
Kim Mi Sun merasa pusing, meletakkan kepalanya di dinding depan lift. Kim Tak Goo keluar dari lift. Kim Mi Sun terjatuh dan ditolong oleh asistennya. Tak Goo tertarik dengan pemandangan itu, mendekat dan bertanya, "Kau sakit Nyonya? (please Tak Goo itu ibumuuuu.. :) ) Kim Mi Sun bilang tidak apa-apa dan Tak Goo berkata lagi "Ada ruang duduk di mana kau bisa berstirahat di situ." Tak Goo bicara dengan punggung Kim Mi Sun dijawab lagi dengan jawaban tidak apa-apa.
Tak Goo masih khawatir dengan ibu-ibu itu ketika ada yang memanggil namanya. Dia Dr. yoo memmuji roti buatan Kim Tak Goo yang berhasil menyentuh mereka semua. Lalu dia berjalan keluar. Kim Mi Sun memperhatikan dari jauh dan memanggil lirih nama anaknya, lalu pingsan. (duh mbak asisten ... panggil dong Tak Goonya, kasihan nyonyamu itu lho ah)
Presdir dilapori pengacara Park, tentang tugas yang harus diembannya dan sebulan waktu yang diberikan. Presdir hanya merem lalu membuka matanya sebentar kemudian merem lagi. (kelihatannya sudah sadar nih ya Presdir)
Di kantor Ma Jun didatangi ibunya. "Kau suka kantormu?"
"Tidak apa-apa, aku suka."
"Kau hanya enam bulan di sini. Aku akan memberikanmu jabatan Direktur Eksekutif awal tahun depan."
"Bagus juga."
"Ini awalnya, banyak mata memandang ke dalam perusahaan, kau mengerti?"
"Ya akan kuusahakan."
Ny. Seo beranjak pergi, Majun menahan "Masalah pernikahanku tolong dimajukan secepat mungkin, Bu." Wajah Ny.Seo mengeras "Di hari yang baik ini jangan mengecewakan orang lain dengan bicara seperti itu." Majun menjawab, "Aku tidak selalu bisa mengatakan hal yang ingin kau dengar saja bukan? kau bawa aku ke dalam perusahaan, sekarang kau ingin membawakan perempuan yang kuinginkan dekat denganku, begitu, kan?" Mengapa kau begitu yakin aku akan menyetujui pernikahanmu itu?" "Karena tempat aku menemukan gelang itu adalah tempat di mana nenek meninggal." (Skakmat) Ny. Seo terkejut ketakutan. "Majun, ada apa sebenarnya sampai kau lakukan ini terhadapku? Apa yang kau lihat? Apa yang kau dengar? Apa lagi yang kau tahu?" "Jangan bertanya lagi Bu. Aku takkan menjawab lagi. Kau hanya cukup merestui pernikahanku."
Yoo Kyung dipanggi Ny. Seo ke rumahnya. "Anda memanggilku Nyonya?" Ny. Seo menoleh dan dia melihat gelang itu, dan terlihat seperti ketakutan. "Berlutut!" "Kenapa?" "Kau tak bisa?" Tadinya Yoo Kyung mamu membantah lagi tapi akhirnya dia menurut. "Aku berlutut." "Bagaimana rasanya?" tanya Ny. Seo. Kemudian dia menghujani Yoo Kyung dengan umpatan, cacian, dan hinaan. Setelah puas dia meninggalkan Yoo Kyung yang perasaannya campur aduk dan masih berlutut.
Tak Goo sudah sampai di pabrik Cheongsan malam harinya. Keluar dari mobil, pikirannya melayang ke 14 tahun yang lalu ketika di amencuri roti dan pertama kali bertemu dengan ayahnya.
Tak Goo masuk ke dalam pabrik meski dilaran oleh asistennya "manager pabrik belum datang Tuan." Tak Goo masuk ke dalam pabrik dan menyelusuri lorong-lorong pabrik yang gelap. "Tuan sebaiknya kta menunggu manager pabrik di luar saja." Tak Goo tidak mempedulikan dan terus memberikan komentar situasi pabrik yang mengkhawatirkan.
Tak Goo mendengar suara dari dalam sana. Dia mencoba menyalakan lampu tapi tidak berhasil. Tak Goo menemukan senter dan menyalakannya, kemudian mencari asal suara. Ketika dia membuka sebuah pintu, tiba-tiba Tak Goo ditinju seseorang, lalu mereka terlibat perkelahian. Ketika Tak Goo hendak meninju lagi orang itu tiba-tiba lampu dinyalakan. Ternyata orang yang ditinjunya tadi adalah Shin Shin Ho! Ayah Shin Yoo Kyung! Tak Goo tertegun, "Ahjussi?"
Manager pabrik yang menyalakan lampu, "Hey apa yang kalian lakukan di sini?" Asisten Tak Goo memberikan kartu nama dan memperkenalkan diri, "Kami dari kantor pusat."
Yoo Kyung mendatangi Ma Jun di kantornya. Dia menoleh, "Ini jadi kantorku sekarang." Yoo Kyung mendekat, "Aku habis menemui ibumu. Aku mendapat restunya untyk pernikahan kita. " "Ibu menyatakannya kepadamu? Dia menyetujuinya?" Shin Yoo Kyung mengangguk, kemudian Ma Jun menariknya ke dalam pekukannya. "Maukah kau katakan padaku? Gelang yang kau berikan padaku. Ada cerita apa di baliknya?" Yoo Kyung bertanya dalam pelukan Ma Jun. "Tak ada cerita. Jangan tanya apa-apa lagi tentang gelang itu." katanya kaku. "Mulai sekarang berfikirlah kau akan menjadi istriku. Menjadi wanitaku.
Oh keliru! Ny. Seo tidak memberikan begitu saja restu itu pada anaknya. Dia menangis, mengamuk menghancurkan botol-botol minuman di bar di rumahnya. Presdir di dalam kamar sibuk menyimak. (aneh kok orang bangun dari pingsannya nggak ketahuan yah. Kalo di sini mungkin kita sudah pengajian deh buat mengucap syukur pada Tuhan)
Di Pabrik Cheongsan Tak Goo diajak ke dalam kantor oleh manajer pabrik di sana. "Ketika ada berita dari pusat, kupikir orang yang datang jauh lebih tua. Aku agak kaget melihat betapa mudanay dirimu." Tak Goo tersenyum, "Pria tadi?" "Ah, Shin Shin Ho?" "Dia bekerja di sini?" "Dia bekerja di sini sebagai penjaga keamanan sejak 5-6 tahun yang lalu. Dia tak punya keluarga, tak punya tujuan, kami tak bisa mendiamkannya lalu kami angkat dia sebagai satpam." Mendengar penjelasan manager pabrik Tak Goo termenung. "Kau mengenal dia?" Tak Goo mengelak, "Ah bukan seperti itu." Sementara Shin Shin Ho merenung di tempat gelap, mungkin juga menguping diam-diam.
"Mengapa kau datang dari pusat secara mendadak jam segini?" tanya manager pabrik. "Kudengar situasi di Cheongsan tidak begitu bagus. Mengetahui itu, aku ingin menemuimu dan mungkin aku dapat menemukan solusinya." Tak Goo menjelaskan. "Mungkin aku tak seharusnya mengungkapkan hal ini. Tapi pabrik ini sudah tak ada harapan lagi. Karena ada isu pabrik mau tutup banyak karyawan sudah mengundurkan diri. Kalau kau datang ke sini untuk memulihkan keadaan pabrik ini percuma, tak ada harapan" Manager pabrik menjelaskan dengan apatis.
Tak Goo tidak putus asa. "kita lakukan apa yang dapat kita lakukan.Aku harus dapat membuat produk baru di sini dalam sebulan. Selagi aku ada di sini aku akan melihat-lihat." Lalu dia berkeliling memeriksa terigu, dan membauinya.
Shin Shin Ho memperhatikan dari jauh, Tak Goo mengetahuinya, dan kemudian datang menyapanya. "Ahjussi. Kau ayahnya Shin Yoo Kyung kan? bagaimana hidupmu selama ini? Bagaimana dengan Yoo Kyung? Apa kau mendengar berita tantangnya?" Kelihatannya Ahjussi berang dengan pertanyaan Tak Goo, "Tutup mulutmu, ya."
"Ahjussi?"
"Dia anak yang menjeblsokan ayahnya sendiri lalu pergi begitu saja. Jangan pernah menyebutkan namanya di depanku lagi.Aku akan mendengar namanya lagi ketika dia mati dan aku mati dengannya." (ini bapaknya beneran apa bukan sih?)
"Ahjussi, kau tak berubah sedikitpu?! Bagaimana kamu masih dapat berpikir seperti itu tentang satu-satunya anakmu?" heran Tak Goo. Shin semakin berang mendengarnya, "Diam!! LEbih baik tutup mulutmu, dan kembalilah ke Seoul. Kau membuat langkah keliru. Kau juga bisa mati di sini! Mengerti?!" Manager Cheongsan menguping dan menelepon. (Manager Han tentunya, kan?)
Setelah menutup telepn, Manager Han bicara dengan seseorang... Jun Gu! (Duh Jin Gu ini antagonis atau protagonis sih? kok kemana aja ikut :( mana ekspresinya datar gitu jadi nggak ketahuan)
Manager Han memberikan secarik kertas jada Jin Gu, "Bawalah orang ini diam-diam ke sini. Tentunya jangan sampai ada yang tahu." Jin Gu menyela, "Kudengar kau akan menyuruhku berbuat untuk Tak Goo." "ini ada hubungannya dnegan dia. Kalau kau sudah sampai, kau akan tahu."
Di sebuah rumah sakit, Dr Yoon bicara dengan Kim Mi Sun dan Bibi Gong,"Sekarang kita tinggal menunggu donor mata. Dalam 2 atau 3 bulan kau akan mendapat corneal transplant. Tapi sekarang kau harus memulihkan dulu kondisimu." Bibi Gong khawatir, "Ya Tuhan sudah beberapa hari ini dia masih saja belum membaik? Kalau kau ingin bertemud engan anakmu, kau harus bertemud engan anakmu. Bukannya malah kembali pulang seperti ini dan berbaring saja."
Kim Mi Sun merasa malu dengan keadaannya. Kesannya dia seperti tidak bertanggung jawab dalam tumbuh kembang Tak Goo sampai dewasa. Lalu bagaimana tiba-tiba dia datang ke dalam kehidupannya sebagai ibunya. Dr Yoon ingin membantu Mi Sun dengan mengontak Tak Goo, tapi Mi Sun menolaknya. "Mesik dari kejauhan aku sudah melihat Kim Tak Goo bukan, kalau mati sekarang aku tak akan menyesal," katanya.
Manager Han dan Ny. Seo.
"Kudengar kau sedang berkonsentrasi pada pernikahan Ma Jun dan Yoo Kyung?"
"Siapa bilang?"
"Kudengar dari Majun. Pernikahan segera dilakukan segera setelah presdir sadar dari komanya."
Ny. Seo memberikan alamat panti asuhan tempat Yoo Kyung dibesarkan.
"Banyak yang mencurigakan dari anak itu. Carilah ayah kandung Shin Yoo Kyung. Sekarang aku akan menenangkan Ma Jun, setelah itu tidak ada alasan lain untuk membuat Shin Yoo Kyung menyerah." Ny. Seo lalu mengajak Shin Yoo Kyung pergi ke suatu tempat.
Tak Goo mencari Yoo Kyung di sekertariat, tapi ybs sudah pergi. Tak Goo kemudian menitipkan pesan pada rekah Shin Yoo Kyung lalu pergi. Tapi Ma Jun mengetahuinya. "Urusan apa yang harus kau katakan pada Yoo Kyung?" "Sesuatu yang tak bisa kukatakan kepadamu" Tak Goo lalu pergi. "Yoo Kyung dan aku segera menikah," kata Ma Jun menghentikan langkah Tak Goo. "Kenapa kau kelihatan begitu terkejut? Kau takkan mengajaknya menikah bukan? SHin Yoo Kyung akan menjadi isteriku, jadi jangan berahasia di depanku. Kau dah Yoo Kyung secara hirarki akan menjadi keluarga. Jangan mempersulit diri." Tak Goo menjawab Ma Jun "Kau akan membuatnya bahagia bukan? Dia anak yang penuh penderitaan. Biarkan dia bersandar padamu." kemudian berlalu.
Tak Goo lalu ke Pal Bong Bakery dan bertemu dengan semuanya, minus Jin Gu. Dia meminta semuanya mengevalusi roti Cheongsan. Kesimpulannya semua sepakat rotinya tidak enak dan tidakheran pabrik mau tutup. Yang Mi Sun, "Perusahaan itu mau mendepakmu dari sana" Kemudian Tak Goo meminta bantuan para chef itu yang dipercayainya untuk bekerja di pabriknya.
Para chef kemudian melamar di Pal Bong Bakery. Dengan alasan sekarang sulit mencari pekerjaan, sementara mereka cuma tahu bikin roti, akhirnya mereka diterima di sana. Ketiganya lalu meneliti kinerja pabrik. Bertemu dengan Tak Goo mereka berpura-pura tidak kenal, eh tapi malah Tak Goo yang senyum lebar pada mereka.. dasar Tak Goo yaa.. :D
Di kantor Geosung mereka melaporkan temuannya pada Tak Goo. Semua hasil laporannya memprihatinkan. Semua itu menyebabkan kantor pusat mengeluarkan anggaran lebih. "berarti seseorang menggunakan uang pabrik, bukan cuma beberapa Won tapi milyaran Won" kata Tak Goo. "Bukannya itu terlalu besar untuk penggelapan oleh manager pabrik?" Tuan Yang tidak yakin. "itu yang harus kita cari tahu." Tak Goo lalu meminta ketiganya terus memonitor pabrik sementara dia akan memikirkan formula untuk produk barunya.
Shin Yoo Kyung makan bersama di keluarga Ma Jun. Ma Jun meminta pernihkahan dilaksanakan segera dan tidak ingin ada penundaan lagi. Ja Kyung, kakaknya heran mengapa Ma Jun terburu-buru sementara ayahnya masih terbaring sakit.
"Di keluarga kita keturunan sangat penting. Pernikahan dipercepat pada masa ini." kata Ma Jun. Ja Kyung dan Ma Jun kemudian terlibat perdebatan.
Ny. Seo mengatakan ide itu tidak buruk dan membuat janji untuk persiapan menuju pernikahan. Ja Rim heran ibunya berubah pikiran. Ja Kyung memilih pergi meninggalkan meja makan lebih dulu dan disusul oleh Ja Rim.
Keluar rumah Yoo Kyung marah karena situasinya makin sulit dan aneh baginya. Menurutnya, ibun Ma Jun sudah merestui mereka dan sebaiknya mereka tarik nafas dulu lagipula presiden sedang sakit. Mengapa harus mendesak sepert ini?
Ma Jun, "Kenapa kau seperti ini? Kau berubah pikiran? Ketika ibu menerimamu kau menyerah dan mengabaikan pernikahan ini?"
Yoo Kyung, "Bukan itu."
"Maka dari itu," Ma Jun melanjutkan, "Mari kita lanjutkan. Kalau kita tidak buru-buru bisa jadi pernikahan tidak akan terlaksana. Kau biilang kau takkan menyesal. Sudah. Tutup saja matamu dan lakukan dengan caraku." Ma Jun menarik Yoo Kyung ke dalam pelukannya, "Bilang aku bersedia Yoo Kyung." Tak Goo datang membawa dus besar kelihatannya berat, ia lewat mendekap dusnya erat-erat (hahaha kasihan tapi lucu melihat objek yang didekap Ma Jun dan Tak Goo)
Tak Goo masuk kamar ayahnya dan menemukan kakak tertuanya Ja Kyung sedang di sana. "Kakak, bagaimana keadaan Ayah? Ada kemajuan hari ini?" Pertanyaan Tak Goo dijawa Ja Kyung, "Masih sama." (eeealaah... belum pada tahu ya)
Tak Goo berbicara dengan ayahnya seperti ayahnya bisa menanggapinya sambil memijat kaki ayahnya. Kelihatannya Ja Kyung tersentuh dengan sikap adiknya itu.
Di Rumah Sakit, Bibi Gong sangan mencemaskan keadaan Kim Ki Sun, meminta Dr. Yoon segera mencari Kim Tak Goo. Dr. Yoon lalu berangkat. Dia berpapasan dengan Jin Gu (o ow.. aku mencium bahaya nih)
Di Cheongsan, manager pabrik mempertemukan Shin Shin Ho pada Manager Han, "Ini orangnya, Tuan." Melihat Manager Han, Shin terbelalak, "Apa yang membawamu ke sini?" Manager Han menjawab tenang, "Orang bilang dunia ini kecil. Mungkin ini maksudnya." Shin semakin bingung, "Maksudmu?"
"Kau punya anak perempuan bukan? Dia bernama Shin Yoo Kyung?" tanya Manager Han.
Manager Han keluar ketika Tak Goo datang. Shin mengikutinya, Tak Goo mencium adanya bahaya. Dia mencoba melarang Shin. "Mau ke mana?" tanya Tak Goo. Shin menjawab mau mencari anaknya. Tak Goo melanjutkan, "Kau tak pernah bersikap seperti seorang ayah pada anakmu. Apa kau akan menjerumuskannya ke dalam bahaya?"
"Kau ini siapa bicara seperti itu? Suaminya?" Shin mendorong Tak Goo dan berusaha masuk ke dalam mobil. Manager Han segera menyuruh berangkat. Tak Goo masih berteriak, "Baiklah sekali ini saja. Dapatkah kau bersikap seperti seorang ayah bagi Yoo Kyung?" Shin masuk ke dalam mobil. Manager Han segera menyuruh berangkat. Tak Goo terus memanggil-manggil Shin dan meratap sedih.
Dr. Yoon mencari Tak Goo di kantornya.
Shin Yoo Kyung memilih dan mencoba baju pengantin. Yoo Kuyng keluar dalam baju pengantin. Ma Jun terpana, sementara Ny Seo berlagak sibuk tidak mau melihatnya. Dia malah terus melihat jam di dinding.
Manager Han tiba diikuti Shin dan mempertemukanya dengan anaknya. Shin Yoo Kyung terbelalak kaget, begitu jugan dengan Shin ayahnya. Mungkin dia heran melihat anaknya begitu cantik.
Tak Goo mencari Yoo Kyung di kantornya, dan diberi alamat tempat butik baju pengantin. Dia lalu berlalu dan masuk lift berpapasan dengan Dr. Yoon.
Lift tertutup dan membuka lagi. Dr. Yoon bertanya, "Kum Tak Goo?" Diiyakan oleh Tak Goo. "Yang pernah tinggal di Cheongsan?" Dr Yoon bertanya lagi.
Bersambung.
Kamis, 06 Januari 2011
Recaps Bread Love and Dreams episode 18
Presdir menemui Jin Gu di Pal Bong Bakery. "Kalau kau mau menyalahkan aku, aku terima," kata Presdir."Aku akan menerima semua kesalahan, tapi aku haris menemui anak itu. Di mana Kim Tak Goo sekarang?" Presdir mendesak,"Anakku, di mana dia?" Jin Gu memandang saja. (Cape juga ya lama-lama lihat Tuan Gu yang kurang cekatan, mustinya dia bisa agak cerdik spt manager Han)
Sementara Kim Tak Goo sedang berada di dekat menara jam. "Tanggal 25 jam 6,"katanya. Tapi jam sudah menunjukkan jam 9 kurang.
Di mansion Shin Yoo Kyung berusaha melepaskan diri dari kejaran Goo Ma Jun, "Lepaskan!".
"Ada apa denganmu? Kau mau kembali ke sana dan berdiri seperti tembok?" kata Majun. "Mau seperti tembok, mau seperti orang bodoh sama sekali tak ada huubungannya dengan mu."
"Kau bekerja di sini untuk inikah?"
"Kau bekerja di sini untuk diperlakukan seperti itu oleh ibuku? Kupikir kau pandai, tapi kenapa kau mencari masalah seperti ini? Pekerjaan di luar masih banyak. Berhentilah bekerja. Kalau kau tak dapat pekerjaan lain akan kucarikan. Pokoknya berhenti sekarang juga" Majun terengah-engah.
"Hidup buatmu mudah, ya" Yoo Kyung sinis. "Iya, kan? Kalau harga dirimu terganggu sedikit saja, kau tunggal mengamuk dan masalahmupun selesai. Apapun yang kau lakukan, kau punya keluarga yang akan menyelesaikan msalahmu. Kau punya ayah yang dapat membereskan masalahmu. Tidak ada yang kau takutkan bukan?"
Majun berdiri kaku. "Tapi berbeda denganku." Yoo Kyung melanjutkan, "Di manapun aku bekerja, aku haru selalu mulai dari bawah. Betapapu memalukandan merendahkan aku harus dapat menerimanya. Aku tak punya pilihan lain. Jadi aku tak mau orang sepertimu menguliahiku tentang harga diri dan sebagainya. Kedengarannya konyol kalau datang darimu."
"Jadi kau akan terus melawan ibuku?" Majun penasaaran.
"terserah aku. Aku takkan menbiarkan usaha dan kemampuanku sia-sia karenamu atau ibumu. Berhenti bekerja karena masalah ini? Sungguh tidak setara."
Yoo Kyung melepaskan tangan Majun lalu pergi meninggalkannya berdiri termangu.
Di dalam rumah Ny. Seo minum dilihat tamunya. "Sebaiknya kami pergi saja." kata sang tamu. "Ny. Lee saya malu karena kau harus melihat ini. Majun kelihatannya banyak tekanan dalam belajarnya. Tidak biasanya dia seperti itu. Maaf ya Najin," kata Ny. Seo. Najin,"Ah, tidak apa-apa. Aku bisa menemui Majun-oppa sendiri nanti." Ny. Lee sang tamu tadi menggamit tangan anaknya dan berpamitan.
Yoo Kyung masuk rumah dan meminta maaf pada Ny. Seo yang memandangnya dengan geram. Yoo Kyung berbicara dalam hati, "Tak Goo, sepertinya aku tak dapat menemuimu malam ini."
Kim Tak Goo masih menunggu di bawah jam.
Di Pal Bong Bakery, Yang Misun mengetuk kamar Tak Goo pelan-pelan dan bicara sendiri "Tak Goo kenapa lama sekali baru pulang?" sambil menyandarkan kepalanya ke pintu. Ketahuan Jin Gu, "Kau menunggu Kim Tak Goo?" Kaget, Misun mengelak, "Tidak. Kenapa aku harus menunggunya? Tidak pernah. Aku cuma tidak bisa tidur. Itu saja. Aku sedang memikirkan kompetisi babak kedua dan tentang aroma roti." Misun membungkukkan badannya lalu pergi (hehe.. ah pura-pura..)
Jin Gu tersenyum tipis melihat kelakuan Misun.
Flashback Jin Gu. (alur drama ini bolak balik bikin keder ini sebenernya flashback apa bukan hehehe)
"Maafkan aku Tuan Presdir. Aku tidak dapat mengatakan padamu, aku tak tahu bagaimana perasaannya." kata Jin Gu.
Presdir: "Apa maksudmu?"
Jin Gu : "Mungkin ada alasan dia tidak mau menemuimu. PErnahkah kau memikirkan kemungkinan itu? Datanglah setelah kompetisi selesai. Aku tidak mau mengacaukannya."
Presdir: "Kompetisi? Maksudmu dia ada di sini?"
Jin Gu diam
Presdir: "Aku tanya: Apa anakku ada di sini?"
Jin Gu : "Pergilah." sambil masuk rumah
Shin Yoo Kyung keluar rumah sambil terngiang-ngiang perdebatannya dengan Ny. Seo (ini flashback apa bukan, coba :D )
Ny. Seo: "Kau pikir kau dapat mengalahkan aku? Apakah kau menyatakan perang denganku?"
Yoo Kyung: "Aku tak mengerti apa yang kau katakan."
Ny. Seo: "Kupikr masalah ini sepele. Tapi ternyata aku terlalu meremehkanmu."
Yoo Kyung: "Aku tak tahu kalau aku salah. Kau suruh aku datang, aku datang. kau suruh aku tunggu, aku tunggu. Nyonya kalau kau tak memerlukan aku lagi, aku akan pergi."
Ny. Seo (gemas dan menampar Yookyung) dan dilerai oleh Ja Kyung dan Ja Rim, "Ibu, hentikan! Apa yang kau lakukan?"
Ny. Seo: "Kau licik! Kau menggunakan anak-anakku untuk melawanku."
Ja Kyung menyuruhnya pergi. Yoo Kyung lalu keluar diiringi umpatan dan hinaan Ny. Seo.
Dia terbangun dari lamunannya dan memandang jam besar tempat janjinya dengan Tak Goo.
Kim Tak Goo masih ada di sana dan memandangnya dengan senyum lebarnya yang kelihatan seperti tanpa masalah. Yoo Kyung menghambur memeluk Tak Goo dan menangis (udah dari tadi bendungan hampir jebol, kan)
Tak Goo bengong tapi suka.
Yoo Kyung : "Kau menungguku selama ini? Kau bodoh sekali"
Tak Goo : "Kau suruh aku datang ke sini."
Yoo Kyung: "Meski begitu, ini jam berapa? Bagaimana kalau aku tidak datang? Apa kau mau semalaman di sini? Dasar bodoh"
Tak Goo : "Tapi kau datang, kan"
Yoo Kyung menangis, Tak Goo mengusap air matanya "Aku merindukanu Shin Yoo Kyung. Kupikir aku bisa mati karena terlalu merindukanmu." Yoo Kyung menangis dan memeluknya lagi. Tak Goo tertawa gembira, "Ah, aku lega sekarang."
Majun pulang ke bakery dan melihat ayahnya duduk di depan Pal Bong Bakery, dan menghampirinya.
Majun: "Kenapa Ayah duduk di sini?"
Presdir: "Kenapa tidak kau katakan padaku?"
Majun: "Apa maksudmu, Ayah?"
Presdir: "Dia sudah berada di sini selama 2 tahun, tapi tidak kau katakan padaku? Katakan, kenapa tidak kau katakan padaku. Kenapa kau tidak memberitahuku? Apa tujuanmu menyembunyikan hal ini dariku?"
Majun: "Ayah. Aku tak mengerti apa yang kau katakan. Apa yang kusembunyikana?"
Presdir:"Kakakmu!! Kenapa kau menyembunyikannya? Bagaimana bisa kau menyimpannya dariku selama ini?
Majun: "Ayah.."
Presdir: "Dia di sini begitu dekat, aku hanya melewatinya."
Majun: "Ayaah.." (duh tetep nggak bisa ngga kasihan sama Cep Majun ini hehehe)
Presdir: "Kau memanggilku Ayah jutaan kali sementara anak itu tidak pernah... Dia memanggilku.. Presdir.. Aku tidak tahu bagaimana cara memaafkanmu," lalu beranjak pergi.
Majun menyusulnya: "Ayah, tunggu! Tunggu sebentar Ayah. Aku tak berniat menyimpannya terus, hanya sampai kompetisi selesai. Setelah aku mengalahkan berandal itu dalam kompetisi, baru akau akan mengatakannya padamu. Benar, Ayah. Percayalah padaku."
Presdir:"Dia bukan berandal! Perlakukan dia seperti Hyung-mu!" lalu masuk mobil.
Majun terus memanggil-manggil ayahnya yang berada dalam mobil melaju.
Sampai di rumah Presdir terus merenungkan apa yang sudah terjadi dan membaca surat Tak Goo yang ingin hidu sebagai Kim Tak Goo, dan jangan mencarinya.
Tak Goo dan Yoo Kyung berjalan bergandengan dengan hati berbunga-bunga sampai di rumah kost Yoo Kyung. Mereka berpisah setelah Tak Goo mencium Yoo Kyung. Setelah Yoo Kyung masuk rumah baru sadar Tak Goo kalau roti untuk Yoo Kyung masih di tangannya (huh dasar hahaha.. gara-gara terlalu senang tuh) Tak Goo lalu berjanji dalam hati akan membuatkan roti yang enak untuk Yoo Kyung sepanjang hidupnya kelak. (gombal ah.. yang ada ntar Yoo Kyung disuruh bikin roti juga hehe.. nggak deng becanda.. :D )
Pagi tiba di Pal Bong Bakery, tiba waktunya berbaris. Tuan Yang tidak melihat Tak Goo. "Kemana anak itu?" tanyanya sambil melihat Majun. "Dia tidak pulang semalam," kata Majun. "Ada yang datang memberikan surat lalu dia pergi."
Tuan Yang: "Misun, kau tahu surat untuk Tak Goo?"
Mi Sung (gelagapan) dan mau menjawab tidak tahu, ketika tiba-tiba... "Hai, sudah kumpul semuanya?" Tak Goo menyapa semuanya dengan riang.
Tuan Yang: "Kau tidak pulangs emalaman?"
Tak Goo: "Tidak pulang? Bukan. Aku hanya sedikiiiiiiiiiiitt terlambat pulang. Setelah pulang aku memeriksa suhu oven dan kulkas, membuat adonan, lalu bersih-bersih."
Tuan Yang "Apa? membuat adonan lalu bersih-bersih?"
Virgin Chef (aku gak tahu siapa nama Chef perjaka tua ini): "Hey, Tak Goo, ada keajaiban terjadi ya. Kamu seperti penuh energi begitu."
"Siapa bilang aku hanya menghadapi hari yang sulit? Begitu memenangkan kompetisi cahaya terang bersinar dari sudut-sudut ruangan untuk Kim Tak Goo" ujarnya dengan riang yang tentu saja bikin Majun dan Misun jadi gemas
Tuan Yang mau ikut gembira, tapi kemudian dia menarik wajahnya dan berkata, "Cukup!" lalu membagikan tugas hari ini. "Kompetisi ronde dua akan dimulai sore ini. Yang lulus ronde satu harap berkumpul di sini tepat jam 5 sore."
Di kantor, Yoo Kyung mendapati dirinya dipindahkan ke bagian lain. Dia lalu bertanya kepada Manager Han, malah dijawabnya: "Kau benar-benar tidak tahu atau kau ingin menantangku? Ada garis terlarang yang kau langgar semalam"
Yoo Kyung lalu memindahkan barang-barang pribadinya dari situ.
Manager Han menerima faks info tentang dr. Yoon
Manager Han mendatangi dr. Yoon berpura-pura menjadi pasien. Dr. Yoon sedang berada di kamar sebelah, keluar dan menutup pintu kamar itu, yang justru membuat curiga. Manajer Han berkali-kali melirik ke pintu yang terbuka sedikit itu.
Sambil ditensi, dia bertanya, "Di mana Kin Mi Sun?". Dr. Yoon terdiam gesture nya menjadi kaku. Dia menolak memberi tahu. Manager Han menyerbu ke pintu kamar sebelah tadi dan menemukan ruangan yang kosong ada pintu tembus ke luar. Manager Han lari ke sana kemari mengejar Kim Mi Sun. Tapi yang dicari sembunyi di pojokan dan berhasil melarikan diri.
Di tempat lain Kim Mi Sun menelepon dr. Yoon supaya jangan membahayakan dirinya sendiri dan mengambil alih urusan ini. (urusan apa ya..)
Pal Bong Bakery, kompetisi babak kedua.
Ma Jun, Mi Sun, Tak Goo dihadapkan pada empat jenis bahan pembuat roti: terigu, garam, air, dan ragi.
Kakek Bong meminta mereka memilih salah satu bahan yang paling penting dan menyodorkannya ke depan.
Misun memilih terigu dikedepankan, Tak Goo dan Ma Jun kompak memilih ragi. Bahan roti yang di nampan masing-masing tinggal 3 macam.
Kakek Bong menyuruh Tuan Yang menyampaikan tugas untuk mereka. "Tugasnya adalah membuat roti yang paling menawan di dunia."
"Kau dapat membuatnya dengan bahan yang tersedia, kecuali yang kau ajukan kepadaku."
"Apa??" semua heran.
Misun: "Kakek, bagaimana mungkin aku membuat roti tanpa terigu?"
Majun: "Bagaimana mungkin bisa membuat roti tanpa ragi?"
Kakek Bong: "Maka itu disebut roti yang paling menawan sedunia. Dalam lima belas hari kalian harus dapat membuat roti yang paling menawan sedunia. Sekian."
Tuan Yang masuk kamar Kakek Bong tengah menyiapkan kompetisi babak ketiga.
Tuan Yang: "Ayah, hari ini kompetisi babak kedua baru dimulai, kau sudah mempersiapkan untuk babak ketiga?"
Kakek Bong: "Tidak ada salahnya bersiap sejak awal bukan?"
Tuan Yang: "Lalu di antara ketiganya kau merasa hanya salah satu yang dapat mencapai babak ketiga?"
Kakek Bong hanya menjawab, "Mungkin."
Di luar peserta kompetisi berkeluh kesah. "Bagaimana aku bisa membuat roti tanpa terigu?" Yang Mi Sun meratap. Tak Goo mengusulkan supaya memakai tepung beras tetapi hasilnya akan menjadi kue beras, kalau memakai kentang hasilnya akan menjadi kek kentang, semuanya bingung. Misun juga menanyakan bagaimana membuat roti tanpa ragi. TakGoo mengusulkan akan memakai baking soda tapi Misun menolak karena kakek anti memakan bahan kimia di rotinya.
Majun malah sibuk dengan perasaannya sendiri, dia terbayang amarah ayahnya, kemudian melemparkan serbetnya lalu pergi.
Mi Sun melihatnya pergi lalu bertanya pada Tak Goo, "Kau sudah bertemu Yoo Kyung ya? Bagaimana kabarnya selama ini?" Tak Goo mengangguk antusias, "Dia lebih cantik dari dua tahun yang lalu. Setelah kompetisi ini berakhir aku akan pergi dengannya naik kereta api untuk melihat laut." "Hanya berdua?" Mi Sun mendesak. "Iya." jawab Tak Goo sambil cengegesan. Gantian Mi Sun yang marah, melemparkan serbet lalu masuk rumah. "Aku juga ingin melihat laut" katanya 'pada Tak Goo' tapi dari dalam rumah sambil melihat Tak Goo di jendela. (hahaha dia cemburu sama Tak Goo-Yoo Kyung atau pengen ke pantai beneran ya... lucu lat kelakuan Mi Sun)
Di kamar, Ma Jun terus terbayang ucapan ayahnya lalu ke kantor ayahnya. Sesampai di kantor Ma Jun terus masuk menuju kantor ayahnya, Manager Han melihat dari kejauhan. (Kayaknya dia terus nyusul Ma Jun ke atas deh)
Ma Jun masuk ke kantor ayahnya diterima oleh sekertaris, dia melirik meja Yoo Kyung terus masuk ke ruangan ayahnya.
Presdir: "Ada apa? Tumben ke sini jam segini. Pulanglah."
Ma Jun : "Ada yang ingin kubicarakan."
Presdir: "Tak ada yang ingin kudiskusikan denganmu. Kembalilah."
Ma Jun memohon tapi ayahnya tidak ingin mendengar alasan darinya.
Ma Jun : "Mengapa? Untuk anak yang hidup denganmu beberapa bulan saja? Sedangkan aku hidup denganmu selama 26 tahun berada di sisimu dan mengikuti jejakmu. Mengapa?"
Presdir: "Selama 26 tahun kau menikmati semua yang kusediakan, tapi kakakmu tak menikmati apapun."
Ma Jun: "Jadi aku yang harus bertanggungjawab? Semua yang Kim Tak Goo tak menerimanya aku saja yang diuntungkan?"
Presdir: "Setiap kali aku mengingat apa yang dialaminya, rasanya aku tak dapat bernafas. Setiap kesulitan yang dialaminya membuat hatiku berdarah. Kalau kau tak dapat bersimpati padanya, kembalilah."
Presdir beranjak pergi, Ma Jun berlutut memohon, "Aku bersalah Ayah. Aku tidak punya alasan lain. Aku hanya ingin menyimpannya sampai kompetisi selesai. Aku hanya ingin mengalahkannya. Mengertilah."
Presdir melewatinya, "Menyingkirlah." Presdir membuka pintu dan tampak Manager Han sudah ada di depan pintu. (kayaknya dah dari tadi nguping nih)Presdir kaget, berpandangan sejenak lalu pergi.
Yoo Kyung menulis surat pengunduran dirinya, tapi kemudian diremasnya.
Ma Jun datang dan langsung memeluknya, "Jangan memaafkan mereka." katanya berkali-kali.
Yoo Kyung: "Kau merasa baikan sekarang? sudah larut, pulanglah."
Ma Jun: "Tinggallah bersamaku. "
Yoo Kyung: "Apa maksudmu? Kau suruh aku serendah apalagi? serendah apa aku bisa memuaskanmu?"
Ma Jun: "Kau masih puya harga diri? Kau tak punya apapun. Kau tak punya kekuatan, kau tak punya tempat untuk berpijak. Maka itulah kau perlu berpegangan padaku. Kau ingin balas dendam? Kau bisa memakai aku.Kau mau menyukaiku, atau sekedar memikirkanku, aku tidak mengharapkannya. Aku akan membiarkan siapapun yang ada di hatimu yang penting kau di sisiku."
Yoo Kyung : "Kenapa kau seperti ini?"
Ma Jun : "Aku ingin balas dendam juga pada mereka"
Tak Goo ada di depan rumah Yoo Kyung dan berteriak memanggil Yoo Kyung. Penghuni rumah menanggapiya dengan marah, Tak Goo lalu bersembunyi dan melihat taksi berhenti. Yoo Kyung dan Ma Jun keluar dari dalamnya.
Ma Jun meneruskan tawarannya dengan akting seperti orang sedang berciuman, "Kalau kau menaruh hati padaku, aku akan memberikan apa yang kupunya. Kau bisa menjadi isteri pemilik Geo Seong Food. Mengerti?" Yoo Kyung mundur, "Pergilah," katanya.
Masuk rumah YK bimbang, batinnya bilang "jangan terima Yoo Kyung..."
Tak Goo keluar dari persembunyiannya. “Kau pernah ketemu Yoo Kyung?”
Ma Jun mengiyakan.
Tak Goo : “Kemarin peringatan 2 tahun hubungan kami”
Ma Jun : “Oh itu sebabnya kau pulang telat semalam”
Tak Goo : “dan Kau mengapa kau disni?"
Ma Jun : “Kau tak tahu. Aku bertemu Yoo Kyung selama ini. Dua tahun kau terpisah dari Yoo Kyung, aku dan Yoo Kyung sering bertemu bukan sebagai Seo Tae Joo tapi sebagai Goo Ma Jun. Jadi sebelum bertemu denganmu di PBB, Yoo Kyung sudah mengenalku. Kami bertemu saat ulangtahun perusahaan.”
Tak Goo (bengong) : “Kau mengharapkanku mempercayai hal itu?”
Ma Jun : “Kalau tidak, bagaimana Yoo Kyung bisa bekerja di Geo Seong Food?
Tak Goo : "Geo Seong Food? Yoo Kyung bekerja di sana?
Ma Jun : "Yoo Kyung menyimpan rahasia darimu lebih dari yang kupikir”
Tak Goo tidak mempercayainya dan Majun malah menyuruh Tak Goo menanyakannya langsung pada Yoo Kyung, “Itulah sebabnya aku katakan lebih dulu kepadamu. Belum tentu dia akan menunggu orang sepertimu. Dia lebih pandai dari yang kau pikir. Tidak ada orang di dunia ini yang mengharapkan orang sepertimu termasuk Yoo Kyung dan ayah. Kau harus menyadari dirimu dan tempatmu Tak Goo. Kalau kau terus datang ke sini, hanya akan mempersulitnya bukan? Meski kau bisa membuat roti, kau tetap sampah. kau hanya gelandangan bagaimanapun juga. Kau harus tahu itu”
(duh kasian banget Tak Goo dihabisin gini baru nih Majun nyebelin di sini)
Tak Goo hanya memandangnya dengan geram Ma Jun yang beranjak pergi naik taksi. Tak Goo terdiam dalam amarah dan kesedihan air matanya jatuh berlinangan. (pinter lho nangisnya, kalau cuman setetes dua sih bisa pake obat tetes.. ini banjir air mata gitu.. tapi cengeng banget ya ^_^ )
Di PBB Presdir duduk dalam mobilnya menunggu Tak Goo pulang.. “Tuan, ini hampir tengah malam” Presdir tersadar dari lamunannya,”Oh ya. Mari kita pulang”
Mobil melaju pelan-pelan dan berpapasan dengan Tak Goo yang sedang berjalan hujan-hujanan. (Presdir nggak tahu dan pergi gitu aja tanpa menyadari itu anaknya yang sedang berhujan-hujan.. ohh.. enggak deng, itu versi sinetron biar panjang critanya :D )
Mobil berhenti dan Presdir keluar bawa payung. Tak Goo terus berjalan sampai presdir menyusulnya dengan payung. Tak Goo menoleh “Presdir?” Presdir tersenyum “Apa kabar?”
Di atas Jin Gu selesai membaca dan mematikan lampu sambil melihat ke jendela. dia melihat lampu bakery menyala, Ma Jun juga melihatnya.
Di dalam bakery Tak Goo sibuk mencari lap dan mengeringkan punggung presiden, “Keringkan dulu badanmu,” katanya menolak. Tak Goo mengeringkan mukanya, Presdir melihat kearah kantong roti. “Itu roti?” “Iya, itu roti yang kubuat pada kompetisi babak pertama.” “Kau lulus kompetisi babak pertama? Bagus. Aku ingin tahu rasanya”
“Tuan Presdir, apakah kau ada waktu?”Tak Goo lalu membuat roti disaksikan oleh Presdir. setelah matang dia menyuguhkannya pada Presdir “roti gandum beras’ (asapnya masih kelihatan, brarti panasnya beneran tuh, taruhan deh pemeran Tak Goo Yoon Shi Yoon abis man drama ini jadi pinter bikin roti ^_^)
Presdir memakan roti itu sambil menangis. Tak Goo heran campur panik dikiranya rotinya terasa aneh dan presdir kenapa-napa. (padahal presdir lapar nunggu Tak Goo dari sore sampe tengah malem gini.. :D )
"Tidak apa-apa. Rotinya enak," katanya lalu mendekat pada Tak Goo dan merangkulnya.
“Maafkan aku Tak Goo aku tak dapat menemukanmu selama bertahun-tahun. Padahal kau begitu dekat tapi aku tidak mengenalimu. Anakku Tak Goo” ayah dan anak itu kemudian berangkulan sambil bertangisan. Di luar dapur Jin Gu mendengarkan dalam diam. Di luar bakery Ma Jun melihat ke dalam bakery dalam diam (akting tanpa dialog ini bagian favoritku dalam Korean Drama, soalnya…. dalem bangeeeeeeet… ) Episode ini berakhir manis banget, setelah Presdir kelihatan lelet di awal ternyata dia bisa juga menunjukkan kharismanya good job deh Sajangnim...
Bersambung
Sementara Kim Tak Goo sedang berada di dekat menara jam. "Tanggal 25 jam 6,"katanya. Tapi jam sudah menunjukkan jam 9 kurang.
Di mansion Shin Yoo Kyung berusaha melepaskan diri dari kejaran Goo Ma Jun, "Lepaskan!".
"Ada apa denganmu? Kau mau kembali ke sana dan berdiri seperti tembok?" kata Majun. "Mau seperti tembok, mau seperti orang bodoh sama sekali tak ada huubungannya dengan mu."
"Kau bekerja di sini untuk inikah?"
"Kau bekerja di sini untuk diperlakukan seperti itu oleh ibuku? Kupikir kau pandai, tapi kenapa kau mencari masalah seperti ini? Pekerjaan di luar masih banyak. Berhentilah bekerja. Kalau kau tak dapat pekerjaan lain akan kucarikan. Pokoknya berhenti sekarang juga" Majun terengah-engah.
"Hidup buatmu mudah, ya" Yoo Kyung sinis. "Iya, kan? Kalau harga dirimu terganggu sedikit saja, kau tunggal mengamuk dan masalahmupun selesai. Apapun yang kau lakukan, kau punya keluarga yang akan menyelesaikan msalahmu. Kau punya ayah yang dapat membereskan masalahmu. Tidak ada yang kau takutkan bukan?"
Majun berdiri kaku. "Tapi berbeda denganku." Yoo Kyung melanjutkan, "Di manapun aku bekerja, aku haru selalu mulai dari bawah. Betapapu memalukandan merendahkan aku harus dapat menerimanya. Aku tak punya pilihan lain. Jadi aku tak mau orang sepertimu menguliahiku tentang harga diri dan sebagainya. Kedengarannya konyol kalau datang darimu."
"Jadi kau akan terus melawan ibuku?" Majun penasaaran.
"terserah aku. Aku takkan menbiarkan usaha dan kemampuanku sia-sia karenamu atau ibumu. Berhenti bekerja karena masalah ini? Sungguh tidak setara."
Yoo Kyung melepaskan tangan Majun lalu pergi meninggalkannya berdiri termangu.
Di dalam rumah Ny. Seo minum dilihat tamunya. "Sebaiknya kami pergi saja." kata sang tamu. "Ny. Lee saya malu karena kau harus melihat ini. Majun kelihatannya banyak tekanan dalam belajarnya. Tidak biasanya dia seperti itu. Maaf ya Najin," kata Ny. Seo. Najin,"Ah, tidak apa-apa. Aku bisa menemui Majun-oppa sendiri nanti." Ny. Lee sang tamu tadi menggamit tangan anaknya dan berpamitan.
Yoo Kyung masuk rumah dan meminta maaf pada Ny. Seo yang memandangnya dengan geram. Yoo Kyung berbicara dalam hati, "Tak Goo, sepertinya aku tak dapat menemuimu malam ini."
Kim Tak Goo masih menunggu di bawah jam.
Di Pal Bong Bakery, Yang Misun mengetuk kamar Tak Goo pelan-pelan dan bicara sendiri "Tak Goo kenapa lama sekali baru pulang?" sambil menyandarkan kepalanya ke pintu. Ketahuan Jin Gu, "Kau menunggu Kim Tak Goo?" Kaget, Misun mengelak, "Tidak. Kenapa aku harus menunggunya? Tidak pernah. Aku cuma tidak bisa tidur. Itu saja. Aku sedang memikirkan kompetisi babak kedua dan tentang aroma roti." Misun membungkukkan badannya lalu pergi (hehe.. ah pura-pura..)
Jin Gu tersenyum tipis melihat kelakuan Misun.
Flashback Jin Gu. (alur drama ini bolak balik bikin keder ini sebenernya flashback apa bukan hehehe)
"Maafkan aku Tuan Presdir. Aku tidak dapat mengatakan padamu, aku tak tahu bagaimana perasaannya." kata Jin Gu.
Presdir: "Apa maksudmu?"
Jin Gu : "Mungkin ada alasan dia tidak mau menemuimu. PErnahkah kau memikirkan kemungkinan itu? Datanglah setelah kompetisi selesai. Aku tidak mau mengacaukannya."
Presdir: "Kompetisi? Maksudmu dia ada di sini?"
Jin Gu diam
Presdir: "Aku tanya: Apa anakku ada di sini?"
Jin Gu : "Pergilah." sambil masuk rumah
Shin Yoo Kyung keluar rumah sambil terngiang-ngiang perdebatannya dengan Ny. Seo (ini flashback apa bukan, coba :D )
Ny. Seo: "Kau pikir kau dapat mengalahkan aku? Apakah kau menyatakan perang denganku?"
Yoo Kyung: "Aku tak mengerti apa yang kau katakan."
Ny. Seo: "Kupikr masalah ini sepele. Tapi ternyata aku terlalu meremehkanmu."
Yoo Kyung: "Aku tak tahu kalau aku salah. Kau suruh aku datang, aku datang. kau suruh aku tunggu, aku tunggu. Nyonya kalau kau tak memerlukan aku lagi, aku akan pergi."
Ny. Seo (gemas dan menampar Yookyung) dan dilerai oleh Ja Kyung dan Ja Rim, "Ibu, hentikan! Apa yang kau lakukan?"
Ny. Seo: "Kau licik! Kau menggunakan anak-anakku untuk melawanku."
Ja Kyung menyuruhnya pergi. Yoo Kyung lalu keluar diiringi umpatan dan hinaan Ny. Seo.
Dia terbangun dari lamunannya dan memandang jam besar tempat janjinya dengan Tak Goo.
Kim Tak Goo masih ada di sana dan memandangnya dengan senyum lebarnya yang kelihatan seperti tanpa masalah. Yoo Kyung menghambur memeluk Tak Goo dan menangis (udah dari tadi bendungan hampir jebol, kan)
Tak Goo bengong tapi suka.
Yoo Kyung : "Kau menungguku selama ini? Kau bodoh sekali"
Tak Goo : "Kau suruh aku datang ke sini."
Yoo Kyung: "Meski begitu, ini jam berapa? Bagaimana kalau aku tidak datang? Apa kau mau semalaman di sini? Dasar bodoh"
Tak Goo : "Tapi kau datang, kan"
Yoo Kyung menangis, Tak Goo mengusap air matanya "Aku merindukanu Shin Yoo Kyung. Kupikir aku bisa mati karena terlalu merindukanmu." Yoo Kyung menangis dan memeluknya lagi. Tak Goo tertawa gembira, "Ah, aku lega sekarang."
Majun pulang ke bakery dan melihat ayahnya duduk di depan Pal Bong Bakery, dan menghampirinya.
Majun: "Kenapa Ayah duduk di sini?"
Presdir: "Kenapa tidak kau katakan padaku?"
Majun: "Apa maksudmu, Ayah?"
Presdir: "Dia sudah berada di sini selama 2 tahun, tapi tidak kau katakan padaku? Katakan, kenapa tidak kau katakan padaku. Kenapa kau tidak memberitahuku? Apa tujuanmu menyembunyikan hal ini dariku?"
Majun: "Ayah. Aku tak mengerti apa yang kau katakan. Apa yang kusembunyikana?"
Presdir:"Kakakmu!! Kenapa kau menyembunyikannya? Bagaimana bisa kau menyimpannya dariku selama ini?
Majun: "Ayah.."
Presdir: "Dia di sini begitu dekat, aku hanya melewatinya."
Majun: "Ayaah.." (duh tetep nggak bisa ngga kasihan sama Cep Majun ini hehehe)
Presdir: "Kau memanggilku Ayah jutaan kali sementara anak itu tidak pernah... Dia memanggilku.. Presdir.. Aku tidak tahu bagaimana cara memaafkanmu," lalu beranjak pergi.
Majun menyusulnya: "Ayah, tunggu! Tunggu sebentar Ayah. Aku tak berniat menyimpannya terus, hanya sampai kompetisi selesai. Setelah aku mengalahkan berandal itu dalam kompetisi, baru akau akan mengatakannya padamu. Benar, Ayah. Percayalah padaku."
Presdir:"Dia bukan berandal! Perlakukan dia seperti Hyung-mu!" lalu masuk mobil.
Majun terus memanggil-manggil ayahnya yang berada dalam mobil melaju.
Sampai di rumah Presdir terus merenungkan apa yang sudah terjadi dan membaca surat Tak Goo yang ingin hidu sebagai Kim Tak Goo, dan jangan mencarinya.
Tak Goo dan Yoo Kyung berjalan bergandengan dengan hati berbunga-bunga sampai di rumah kost Yoo Kyung. Mereka berpisah setelah Tak Goo mencium Yoo Kyung. Setelah Yoo Kyung masuk rumah baru sadar Tak Goo kalau roti untuk Yoo Kyung masih di tangannya (huh dasar hahaha.. gara-gara terlalu senang tuh) Tak Goo lalu berjanji dalam hati akan membuatkan roti yang enak untuk Yoo Kyung sepanjang hidupnya kelak. (gombal ah.. yang ada ntar Yoo Kyung disuruh bikin roti juga hehe.. nggak deng becanda.. :D )
Pagi tiba di Pal Bong Bakery, tiba waktunya berbaris. Tuan Yang tidak melihat Tak Goo. "Kemana anak itu?" tanyanya sambil melihat Majun. "Dia tidak pulang semalam," kata Majun. "Ada yang datang memberikan surat lalu dia pergi."
Tuan Yang: "Misun, kau tahu surat untuk Tak Goo?"
Mi Sung (gelagapan) dan mau menjawab tidak tahu, ketika tiba-tiba... "Hai, sudah kumpul semuanya?" Tak Goo menyapa semuanya dengan riang.
Tuan Yang: "Kau tidak pulangs emalaman?"
Tak Goo: "Tidak pulang? Bukan. Aku hanya sedikiiiiiiiiiiitt terlambat pulang. Setelah pulang aku memeriksa suhu oven dan kulkas, membuat adonan, lalu bersih-bersih."
Tuan Yang "Apa? membuat adonan lalu bersih-bersih?"
Virgin Chef (aku gak tahu siapa nama Chef perjaka tua ini): "Hey, Tak Goo, ada keajaiban terjadi ya. Kamu seperti penuh energi begitu."
"Siapa bilang aku hanya menghadapi hari yang sulit? Begitu memenangkan kompetisi cahaya terang bersinar dari sudut-sudut ruangan untuk Kim Tak Goo" ujarnya dengan riang yang tentu saja bikin Majun dan Misun jadi gemas
Tuan Yang mau ikut gembira, tapi kemudian dia menarik wajahnya dan berkata, "Cukup!" lalu membagikan tugas hari ini. "Kompetisi ronde dua akan dimulai sore ini. Yang lulus ronde satu harap berkumpul di sini tepat jam 5 sore."
Di kantor, Yoo Kyung mendapati dirinya dipindahkan ke bagian lain. Dia lalu bertanya kepada Manager Han, malah dijawabnya: "Kau benar-benar tidak tahu atau kau ingin menantangku? Ada garis terlarang yang kau langgar semalam"
Yoo Kyung lalu memindahkan barang-barang pribadinya dari situ.
Manager Han menerima faks info tentang dr. Yoon
Manager Han mendatangi dr. Yoon berpura-pura menjadi pasien. Dr. Yoon sedang berada di kamar sebelah, keluar dan menutup pintu kamar itu, yang justru membuat curiga. Manajer Han berkali-kali melirik ke pintu yang terbuka sedikit itu.
Sambil ditensi, dia bertanya, "Di mana Kin Mi Sun?". Dr. Yoon terdiam gesture nya menjadi kaku. Dia menolak memberi tahu. Manager Han menyerbu ke pintu kamar sebelah tadi dan menemukan ruangan yang kosong ada pintu tembus ke luar. Manager Han lari ke sana kemari mengejar Kim Mi Sun. Tapi yang dicari sembunyi di pojokan dan berhasil melarikan diri.
Di tempat lain Kim Mi Sun menelepon dr. Yoon supaya jangan membahayakan dirinya sendiri dan mengambil alih urusan ini. (urusan apa ya..)
Pal Bong Bakery, kompetisi babak kedua.
Ma Jun, Mi Sun, Tak Goo dihadapkan pada empat jenis bahan pembuat roti: terigu, garam, air, dan ragi.
Kakek Bong meminta mereka memilih salah satu bahan yang paling penting dan menyodorkannya ke depan.
Misun memilih terigu dikedepankan, Tak Goo dan Ma Jun kompak memilih ragi. Bahan roti yang di nampan masing-masing tinggal 3 macam.
Kakek Bong menyuruh Tuan Yang menyampaikan tugas untuk mereka. "Tugasnya adalah membuat roti yang paling menawan di dunia."
"Kau dapat membuatnya dengan bahan yang tersedia, kecuali yang kau ajukan kepadaku."
"Apa??" semua heran.
Misun: "Kakek, bagaimana mungkin aku membuat roti tanpa terigu?"
Majun: "Bagaimana mungkin bisa membuat roti tanpa ragi?"
Kakek Bong: "Maka itu disebut roti yang paling menawan sedunia. Dalam lima belas hari kalian harus dapat membuat roti yang paling menawan sedunia. Sekian."
Tuan Yang masuk kamar Kakek Bong tengah menyiapkan kompetisi babak ketiga.
Tuan Yang: "Ayah, hari ini kompetisi babak kedua baru dimulai, kau sudah mempersiapkan untuk babak ketiga?"
Kakek Bong: "Tidak ada salahnya bersiap sejak awal bukan?"
Tuan Yang: "Lalu di antara ketiganya kau merasa hanya salah satu yang dapat mencapai babak ketiga?"
Kakek Bong hanya menjawab, "Mungkin."
Di luar peserta kompetisi berkeluh kesah. "Bagaimana aku bisa membuat roti tanpa terigu?" Yang Mi Sun meratap. Tak Goo mengusulkan supaya memakai tepung beras tetapi hasilnya akan menjadi kue beras, kalau memakai kentang hasilnya akan menjadi kek kentang, semuanya bingung. Misun juga menanyakan bagaimana membuat roti tanpa ragi. TakGoo mengusulkan akan memakai baking soda tapi Misun menolak karena kakek anti memakan bahan kimia di rotinya.
Majun malah sibuk dengan perasaannya sendiri, dia terbayang amarah ayahnya, kemudian melemparkan serbetnya lalu pergi.
Mi Sun melihatnya pergi lalu bertanya pada Tak Goo, "Kau sudah bertemu Yoo Kyung ya? Bagaimana kabarnya selama ini?" Tak Goo mengangguk antusias, "Dia lebih cantik dari dua tahun yang lalu. Setelah kompetisi ini berakhir aku akan pergi dengannya naik kereta api untuk melihat laut." "Hanya berdua?" Mi Sun mendesak. "Iya." jawab Tak Goo sambil cengegesan. Gantian Mi Sun yang marah, melemparkan serbet lalu masuk rumah. "Aku juga ingin melihat laut" katanya 'pada Tak Goo' tapi dari dalam rumah sambil melihat Tak Goo di jendela. (hahaha dia cemburu sama Tak Goo-Yoo Kyung atau pengen ke pantai beneran ya... lucu lat kelakuan Mi Sun)
Di kamar, Ma Jun terus terbayang ucapan ayahnya lalu ke kantor ayahnya. Sesampai di kantor Ma Jun terus masuk menuju kantor ayahnya, Manager Han melihat dari kejauhan. (Kayaknya dia terus nyusul Ma Jun ke atas deh)
Ma Jun masuk ke kantor ayahnya diterima oleh sekertaris, dia melirik meja Yoo Kyung terus masuk ke ruangan ayahnya.
Presdir: "Ada apa? Tumben ke sini jam segini. Pulanglah."
Ma Jun : "Ada yang ingin kubicarakan."
Presdir: "Tak ada yang ingin kudiskusikan denganmu. Kembalilah."
Ma Jun memohon tapi ayahnya tidak ingin mendengar alasan darinya.
Ma Jun : "Mengapa? Untuk anak yang hidup denganmu beberapa bulan saja? Sedangkan aku hidup denganmu selama 26 tahun berada di sisimu dan mengikuti jejakmu. Mengapa?"
Presdir: "Selama 26 tahun kau menikmati semua yang kusediakan, tapi kakakmu tak menikmati apapun."
Ma Jun: "Jadi aku yang harus bertanggungjawab? Semua yang Kim Tak Goo tak menerimanya aku saja yang diuntungkan?"
Presdir: "Setiap kali aku mengingat apa yang dialaminya, rasanya aku tak dapat bernafas. Setiap kesulitan yang dialaminya membuat hatiku berdarah. Kalau kau tak dapat bersimpati padanya, kembalilah."
Presdir beranjak pergi, Ma Jun berlutut memohon, "Aku bersalah Ayah. Aku tidak punya alasan lain. Aku hanya ingin menyimpannya sampai kompetisi selesai. Aku hanya ingin mengalahkannya. Mengertilah."
Presdir melewatinya, "Menyingkirlah." Presdir membuka pintu dan tampak Manager Han sudah ada di depan pintu. (kayaknya dah dari tadi nguping nih)Presdir kaget, berpandangan sejenak lalu pergi.
Yoo Kyung menulis surat pengunduran dirinya, tapi kemudian diremasnya.
Ma Jun datang dan langsung memeluknya, "Jangan memaafkan mereka." katanya berkali-kali.
Yoo Kyung: "Kau merasa baikan sekarang? sudah larut, pulanglah."
Ma Jun: "Tinggallah bersamaku. "
Yoo Kyung: "Apa maksudmu? Kau suruh aku serendah apalagi? serendah apa aku bisa memuaskanmu?"
Ma Jun: "Kau masih puya harga diri? Kau tak punya apapun. Kau tak punya kekuatan, kau tak punya tempat untuk berpijak. Maka itulah kau perlu berpegangan padaku. Kau ingin balas dendam? Kau bisa memakai aku.Kau mau menyukaiku, atau sekedar memikirkanku, aku tidak mengharapkannya. Aku akan membiarkan siapapun yang ada di hatimu yang penting kau di sisiku."
Yoo Kyung : "Kenapa kau seperti ini?"
Ma Jun : "Aku ingin balas dendam juga pada mereka"
Tak Goo ada di depan rumah Yoo Kyung dan berteriak memanggil Yoo Kyung. Penghuni rumah menanggapiya dengan marah, Tak Goo lalu bersembunyi dan melihat taksi berhenti. Yoo Kyung dan Ma Jun keluar dari dalamnya.
Ma Jun meneruskan tawarannya dengan akting seperti orang sedang berciuman, "Kalau kau menaruh hati padaku, aku akan memberikan apa yang kupunya. Kau bisa menjadi isteri pemilik Geo Seong Food. Mengerti?" Yoo Kyung mundur, "Pergilah," katanya.
Masuk rumah YK bimbang, batinnya bilang "jangan terima Yoo Kyung..."
Tak Goo keluar dari persembunyiannya. “Kau pernah ketemu Yoo Kyung?”
Ma Jun mengiyakan.
Tak Goo : “Kemarin peringatan 2 tahun hubungan kami”
Ma Jun : “Oh itu sebabnya kau pulang telat semalam”
Tak Goo : “dan Kau mengapa kau disni?"
Ma Jun : “Kau tak tahu. Aku bertemu Yoo Kyung selama ini. Dua tahun kau terpisah dari Yoo Kyung, aku dan Yoo Kyung sering bertemu bukan sebagai Seo Tae Joo tapi sebagai Goo Ma Jun. Jadi sebelum bertemu denganmu di PBB, Yoo Kyung sudah mengenalku. Kami bertemu saat ulangtahun perusahaan.”
Tak Goo (bengong) : “Kau mengharapkanku mempercayai hal itu?”
Ma Jun : “Kalau tidak, bagaimana Yoo Kyung bisa bekerja di Geo Seong Food?
Tak Goo : "Geo Seong Food? Yoo Kyung bekerja di sana?
Ma Jun : "Yoo Kyung menyimpan rahasia darimu lebih dari yang kupikir”
Tak Goo tidak mempercayainya dan Majun malah menyuruh Tak Goo menanyakannya langsung pada Yoo Kyung, “Itulah sebabnya aku katakan lebih dulu kepadamu. Belum tentu dia akan menunggu orang sepertimu. Dia lebih pandai dari yang kau pikir. Tidak ada orang di dunia ini yang mengharapkan orang sepertimu termasuk Yoo Kyung dan ayah. Kau harus menyadari dirimu dan tempatmu Tak Goo. Kalau kau terus datang ke sini, hanya akan mempersulitnya bukan? Meski kau bisa membuat roti, kau tetap sampah. kau hanya gelandangan bagaimanapun juga. Kau harus tahu itu”
(duh kasian banget Tak Goo dihabisin gini baru nih Majun nyebelin di sini)
Tak Goo hanya memandangnya dengan geram Ma Jun yang beranjak pergi naik taksi. Tak Goo terdiam dalam amarah dan kesedihan air matanya jatuh berlinangan. (pinter lho nangisnya, kalau cuman setetes dua sih bisa pake obat tetes.. ini banjir air mata gitu.. tapi cengeng banget ya ^_^ )
Di PBB Presdir duduk dalam mobilnya menunggu Tak Goo pulang.. “Tuan, ini hampir tengah malam” Presdir tersadar dari lamunannya,”Oh ya. Mari kita pulang”
Mobil melaju pelan-pelan dan berpapasan dengan Tak Goo yang sedang berjalan hujan-hujanan. (Presdir nggak tahu dan pergi gitu aja tanpa menyadari itu anaknya yang sedang berhujan-hujan.. ohh.. enggak deng, itu versi sinetron biar panjang critanya :D )
Mobil berhenti dan Presdir keluar bawa payung. Tak Goo terus berjalan sampai presdir menyusulnya dengan payung. Tak Goo menoleh “Presdir?” Presdir tersenyum “Apa kabar?”
Di atas Jin Gu selesai membaca dan mematikan lampu sambil melihat ke jendela. dia melihat lampu bakery menyala, Ma Jun juga melihatnya.
Di dalam bakery Tak Goo sibuk mencari lap dan mengeringkan punggung presiden, “Keringkan dulu badanmu,” katanya menolak. Tak Goo mengeringkan mukanya, Presdir melihat kearah kantong roti. “Itu roti?” “Iya, itu roti yang kubuat pada kompetisi babak pertama.” “Kau lulus kompetisi babak pertama? Bagus. Aku ingin tahu rasanya”
“Tuan Presdir, apakah kau ada waktu?”Tak Goo lalu membuat roti disaksikan oleh Presdir. setelah matang dia menyuguhkannya pada Presdir “roti gandum beras’ (asapnya masih kelihatan, brarti panasnya beneran tuh, taruhan deh pemeran Tak Goo Yoon Shi Yoon abis man drama ini jadi pinter bikin roti ^_^)
Presdir memakan roti itu sambil menangis. Tak Goo heran campur panik dikiranya rotinya terasa aneh dan presdir kenapa-napa. (padahal presdir lapar nunggu Tak Goo dari sore sampe tengah malem gini.. :D )
"Tidak apa-apa. Rotinya enak," katanya lalu mendekat pada Tak Goo dan merangkulnya.
“Maafkan aku Tak Goo aku tak dapat menemukanmu selama bertahun-tahun. Padahal kau begitu dekat tapi aku tidak mengenalimu. Anakku Tak Goo” ayah dan anak itu kemudian berangkulan sambil bertangisan. Di luar dapur Jin Gu mendengarkan dalam diam. Di luar bakery Ma Jun melihat ke dalam bakery dalam diam (akting tanpa dialog ini bagian favoritku dalam Korean Drama, soalnya…. dalem bangeeeeeeet… ) Episode ini berakhir manis banget, setelah Presdir kelihatan lelet di awal ternyata dia bisa juga menunjukkan kharismanya good job deh Sajangnim...
Bersambung
Selasa, 04 Januari 2011
Membuat Sinopsis
Bread Love and Dreams atau Baker King Korean Drama dengan rating tertinggi di Korea tayang di Indosiar.
Sebagai penikmat K-Drama tentunya aku cari tahu dong serba-serbinya. Kucari sinopsisnya di blog Tirza ,blog Putri , blog Icha , dan yang lainnya. Akhirnya ada blog Nana yang memberikan link ke sinopsis Baker King . Wah kok baru sampai episode 11.
Kemudian aku cari tahu lewat FB, aku malah diajak bikin sinopsis BLD/BK episode 18. Masih jauh dengan tayangan di TV, kemudian aku menyanggupinya. Ternyata apa yang terjadi saudara-saudara? Buat sinopsis itu sama sekali TIDAK GAMPANG! alias SUSAH BANGET. Tidak sesusah itu sih tapi berbeda dengan kebiasaan kita nonton, kita tinggal menyetel, sambil tiduran, makan cemilan, kadang bablas juga ketiduran. enak ya.. Menulis sinopsis musti dilakukan sambil duduk dan menulis atau mengetik, bolak balik pause-play, backward-fastforward berulangkali.
Hebat sekali bagaimana Tirza melakukannya, dia menulis sinopsis judul puluhan drama dengan puluhan episode tanpa kenal lelah. Sekarang aku jadi bisa lebih menghargai kerja mereka, aku nggakan bersikap "rewel" seperti banyak pembaca blog yang bilang "Eonie, episode selanjutnya dong pleaseee... penasaran nih." karena ternyata itu sama sekali nggak gampang :)
Tapi apa juga musti diambil hikmahnya kan? Manfaatnya, aku jadi tahu seluk beluk persinopsisan dan aku juga jadi lebih banyak kawan, muda-muda dan pintar-pintar. Aku jadi seperti kata Barry Manilow.. I'm young again even tough I'm very old ^__^ ... Eh I'm not that old tough :D
Sebagai penikmat K-Drama tentunya aku cari tahu dong serba-serbinya. Kucari sinopsisnya di blog Tirza ,blog Putri , blog Icha , dan yang lainnya. Akhirnya ada blog Nana yang memberikan link ke sinopsis Baker King . Wah kok baru sampai episode 11.
Kemudian aku cari tahu lewat FB, aku malah diajak bikin sinopsis BLD/BK episode 18. Masih jauh dengan tayangan di TV, kemudian aku menyanggupinya. Ternyata apa yang terjadi saudara-saudara? Buat sinopsis itu sama sekali TIDAK GAMPANG! alias SUSAH BANGET. Tidak sesusah itu sih tapi berbeda dengan kebiasaan kita nonton, kita tinggal menyetel, sambil tiduran, makan cemilan, kadang bablas juga ketiduran. enak ya.. Menulis sinopsis musti dilakukan sambil duduk dan menulis atau mengetik, bolak balik pause-play, backward-fastforward berulangkali.
Hebat sekali bagaimana Tirza melakukannya, dia menulis sinopsis judul puluhan drama dengan puluhan episode tanpa kenal lelah. Sekarang aku jadi bisa lebih menghargai kerja mereka, aku nggakan bersikap "rewel" seperti banyak pembaca blog yang bilang "Eonie, episode selanjutnya dong pleaseee... penasaran nih." karena ternyata itu sama sekali nggak gampang :)
Tapi apa juga musti diambil hikmahnya kan? Manfaatnya, aku jadi tahu seluk beluk persinopsisan dan aku juga jadi lebih banyak kawan, muda-muda dan pintar-pintar. Aku jadi seperti kata Barry Manilow.. I'm young again even tough I'm very old ^__^ ... Eh I'm not that old tough :D
Langganan:
Postingan (Atom)