Senin, 30 April 2012

Rinai Hujan

Rinai Hujan

Hujan tanpa permisi
tanpa apersepsi
langsung...GBRET!
langsung hidangan inti


membiarkanku
termangu
di sebrang jalan terpaku
sungguh kejutan yang menyenangkan
menyaksikan rinai hujan
dan langit yang sesekali benderang
kilatan cahaya meyilaukan
indah ah nikmat manakah yang kudustakan?

Sabtu, 28 April 2012

Terjaga

aku masih saja terjaga
padahal besok masih harus siaga
kudengar detak detak satpam memeriksa
menjaga setiap angka satu sampai duabelas
ada misteri di setiap angka
enampuluh langkah setiap putaran
langkahnya menguak misteri
sudah terbukakah?
berapa putaran sudah?
berapa langkah sudah?
ratusan? ribuan? jutaan?
dan aku masih saja terjaga

Sajak tengah malam-dini hari

Selasa, 24 April 2012

Undangan Prasmanan-Standing Party, Etika dan Jangan

Undangan atau hajatan sekarang tidak ada musimnya. Ada sih bulan-bulan tertentu yang 'sepi' undangan dan ada yang ramai, tetapi di bulan itu beberapa kali ada yang hajatan. Kalau orang Jawa, mereka pantang mengadakan hajatan pada bulan Muharram, entah apa alasannya. Mau ditulis di sini takut salah :). Kalau orang Sunda beda lagi, mereka pantang hajatan pada bulan Safar dengan alasan yang berbeda.

Dulu hajatan mengandalkan hari baik dengan perhitungan-perhitungan tertentu yang rumit, sekarang tugas itu digantikan oleh gedung. Tanggal yang baik adalah yang pas gedungnya kosong saat kita butuhkan, atau nurut jadwal gedung kosongnya kapan.

Kalau di Jawa Tengah orang undangan duduk manis menanti hidangan di sajikan, seperti di restoran. Nanti hidangan akan keluar bergantian mulai dari hidangan pembuka sampai penutup. Kita tidak usah mengantri sana sini, kita tinggal duduk menikmati hidangan sambil menonton acara, dari temu sampai akhirnya penganten keluar menguntapkan kita para tamu pulang. Wah seperti raja rasanya.

Tapi itu hanya berlaku di sana saja. Kebanyakan kita menghadiri undangan yang prasmanan yang mengantri untuk mengambil makanan. Di daerah Jatengpun kelihatannya sekarang sudah mulai banyak yang mengambil cara hajatan sepert ini. Nah dalam menghadiri hajatan model prasmanan ada do and don'ts atau sebaiknya dan jangan yang harus diperhatikan.
Jangan:
1. Perhatikan sewaktu mengantri, jangan sampai ada anggota badan kita atau bawaan entah dompet, tas, atau suvenir yang kita pegang kena punggung orang yang di depan kita. Sentuhan kecil saja kalau dilakukan beberapa kali akan mengesankan kita mendesak dia sehingga terkesan kita kelaparan dan tidak sabar.
Sebaiknya berikan jarak beberapa cm saja antara kita dan punggung di depan kita.
2. Jangan meletakkan bawaan di kursi. Plis deh ya, kursi terbatas jumlahnya. Jangan menganggap itu kursi kelas atau kantor yang tersedia bagi setiap kita. Kelakuan seperti itu membuat orang yang bawa piring akan kebingungan mau duduk di mana sementara kita juga sedang sibuk antri, kursi tidak terpakai juga kan. Belum lagi resiko kehilangannya. Sebaiknya bawa sajalah barang kita yang tidak seberapa besar itu ke mana kita pergi. Gunakan prinsip angkat pantat hilang tempat.
3. Hidangan utama prasmanan atau buffet adalah makanan berat, dan harus duduk untuk menikmatinya. Piring yang biasanya datar (nggak ngerti juga kenapa air kuah sop itu musti ditaro di piring datar ya). Kita mengalami kerepotan itu juga orang lain bukan? Sebaiknya kita berdiri saja untuk menikmatin hidangan stand-stand untuk memberi kesempatan orang bawa piring berat tadi. Jangan tinggalkan tas juga ya.
Pernah ada orang duduk makan baso tahu diiris kecil dengan anggun (ceritanya) sementara di sebelahnya ada ibu-ibu bawa piring hidangan utama berdiri dan memandang dengan gemas ha ha ha...

Kesimpulannya kita harus memperhatikan jarak punggung di depan kita saat antri, jangan lupa prinsip angkat pantat hilang tempat, dan makan makanan ringan sambil berdiri tak apa.
Selamat ke undangan ^_^

Sabtu, 21 April 2012

Hari Kartini

Aku terkena penyakit sibuk. Penyakit sibuk mendera ketika kita sedang banyak kerjaan, dikejar deadline misalnya, tapi kita malahan begitu ingin mengerjakan pekerjaan lainnya. Ingat salah satu episode dari filem kartun Spongebob yang dia begitu ingn mengerjakan pekerjaan lain di saat dia harus mengerjakan PR dari Ny. Puff guru setirnya? Ya semodel begitulah.

Dikejar deadline belakangan ini, aku malah: mengerjakan origami, merajut, mendownload lagu2 nostalgia semasa SMP-SPG-kuliah, memberikan les tambahan pelajaran pada muridku, mendengarkan lagu lama dan menuliskan syairnya, begitu lah.. Oh ya dan satu lagi, aku membuka blog ku ini yang sudah tahunan tidak kubuka dan malah membereskannya. Here I am now :D
Kebiasaan buruk? Yah mungkin saja, tapi kalau sudah dibahas oleh Spongebob kelihatannya aku tidak sendirian menghadapi gejala ini.

Seharian ini aku memikirkan Ibu Kartini. Raden Ajeng Kartini
lahir di Mayong, Jepara tanggal 21 April 1879 adalah anak bangsawan. Itu saja begitu banyak hambatan yang Beliau terima sebagai anak perempuan dari kaum bangsawan. Apalagi kita-kita ini, kaum rakyat jelata.Perjuangan Ibu Kartini dalam memajukan kaum wanita. Rasanya aku ingin menangis karena terharu.
Aku membayangkan kalau Kartini belum ada, atau Kartini lain tidak ada, kehidupanku akan seperti apa. Aku akan menikah pada usia muda, dijodohkan tentunya. Aku akan sibuk menjadi ibu rumah tangga, mengurus anak, suami datang dan pergi lagi, aku tetap mengurus anak. Pekerjaan mulia memang, mulia sekali, tapi kalau hanya itu, ngeri membayangkannya. Lalu anak perempuanku juga akan menikah muda, dan dalam usia muda aku akan menjadi nenek? Whew! Tugas mengasuh berlanjut menjadi tugas mengasuh cucu. Seram ya. Masalahnya kerjaan kita hanya itu saja, sementara di dalam diri setiap perempuan terdapat potensi lain yang bisa dimanfaatkan lebih dari sekedar mengasuh anak.

Kupikir perjuangan Ibu Kartini adalah terobosan. Beliau mendidik anak tetangganya untuk bisa menjahit, memasak, membaca dan menulis. Tujuannya supaya perempuan bisa menjadi ibu yang lebih berkualitas bagi anaknya. Bisa menjahitkan baju untuk anaknya, memasakkan makanan yang begizi, membacakan cerita, mengajarkan menulis awal bagi anaknya. Coba kalau aku lahir sebagai rakyat jelata tanpa kehadiran seorang Kartini, aku akan menjadi ibu yang buta huruf, tidak bisa menjahit dll, mengerikan ya. Tukang jahit dan konpeksi belum musim seperti sekarang kan?

Kupikir juga perjuangan Ibu Kartini bisa berhasil karena ridho dari suaminya juga. Kalau suaminya melarangnya ini itu, dia bisa apa? Memang dibalik prestasi seorang wanita dibutuhkan juga kebesaran hati seorang suami. Suami harus rela melemahkan dirinya sedikit, agar wanita tampak lebih kuat. Kalau semua suami bersikap sok powerful, sok kuasa, mengganggap wanita lemah, wanita akan lemah pula. Mendapati beberapa peristiwa suami melarang istrinya bekerja, mengerjakan pekerjaan luar rumah, tahu-tahu suaminya tidak panjang umur. Kemudian sang istri harus bontang banting memenuhi kebutuhan keluarga, kasihan juga. Ada lagi yang rumah tangganya berujung perceraian, wah perempuan dilemahkan lahir batin kalau begini, bukan.
Makanya lihat saja, potensi seorang perempuan akan keluar semua tatkala dia ditinggal suaminya. Ujug2 seorang perempuan bisa jadi penjahit, manajer, desainer, guru PAUD dll justru sepeninggal suaminya.

Tapi jangan juga kekuatan isteri terlalu besar jadi suaminya takut pada istrinya, atau bersembunyi di balik kelek istrinya. Semua sama Ibu tidak bisa dibenarkan juga. Urusan rumah tangga, membetulkan rumah, urusan anak, urusan cari nafkah, sementara sang suami enak-enakan terima jadi. Sebal juga nontonnya. Apalagi ditambah sang suami selingkuh. Pekerjaan orang kurang kerjaan ya. Memanfaatkan kekusasaan dengan sewenang-wenang menjajah istrinya. Naudzubillah...

Kalau katanya wanita diambil dari tulang rusuk pria, supaya sejajar memang benar. Perempuan harus diberdayakan supaya dia bisa berdaya, keluar semua potensinya tanpa meninggalkan kodratnya sebagai perempuan, sebagai ibu dari anak-anaknya. Dan itu membutuhkan kebesaran hati suaminya.

Aku bersyukur lahir jauh setelah perjuangan Ibu Kartini. Meskipun dari keluarga sederhana, rakyat jelata, aku bisa sekolah, memilih suami yang kucintai dan mencintaiku, aku bisa jadi guru sesuai cita-citaku saat masih kecil. Dan atas izin suamiku aku bisa kuliah meski setelah punya anak, yang kemudian perjalanan hidup membawaku menjadi seorang guru yang PNS, alhamdulillah...

Kira-kira kenapa ya Ibu Kartini harus meninggal dalam usia semuda itu? Selain takdir tentunya. Apakah beliau terlalu lelah? Terlalu banyak aktifitas saat hamil? Jarang periksa ke bidan? Tapi satu hal aku merasa Allah Swt begitu menyayangi beliau sehingga memanggilnya saat melahirkan. Bisa saja (insya Allah) beliau wafat dalam keadaan mati syahid kan? Alfatihah...

Hayu ah kita sibuk lagi... ^_^

Jumat, 20 April 2012

Hal Menarik dan Aneh di Baker King/Kim Tak Goo/Bread Love and Dreams

Setelah menonton Baker King, Indosiar memakai judul Bread Love and Dreams (BLD). Sebentar lagi ANTV juga akan menayangkannya.
Drama ini menempati rating yang sangat tinggi di Korea, antara 30an-lebih dari 50 di episode akhir, mengalahkan Bad Guy dan Road No 1 yang tayang pada waktu dan jam yang sama.

Perhatikan hal-hal menarik yang ada di serial ini, kalau sudah pernah nonton sebelumnya ya, kita tidak akan terlalu tegang dengan kelanjutan ceritanya. Dan bisa menikmati apa-apa yang disajikan dalam cerita itu, latar waktu, tempat, akting pemainnya, dll/.

Hal yang menarik dari serial Baker King/ Kim Tak Goo/ Bread Love and Dreams
1. Tidak ada acara jajan di luar seperti biasanya ada di drama Korea
2. Tidak ada adegan mesra, romantisnya juga sedikit rasanya, di akhir2 doang.
3. Tidak ada acara minum-minum setelah kerja. Adegan minum minuan keras hanya oleh pemeran antagonis, itu juga di bar pribadi tidak di tempat umum.
4. Penggambaran setting waktu akhir 80 an sampai 90an awal digambarkan dengan sangat teliti. Pemakaian telepon kuno yang jadi ciri khas orang kaya masa itu. Telepon di mobil mengingatkan aku pada soap opera Dynasty tayangan setiap Rabu di TVRI dulu. Baju-baju dan model rambut.
5. Kelihatannya penggambarannya terinspirasi dari serian Australia, Return to Eden (setidaknya aku jadi inget itu). Contohnya adegan diambil dari luar jendela dengan kelihatan blinds yang terbuka. Dandanan Ny. Seo, keanggunan-tapi jahatnya mengingatkan aku akan Jilly Stewart di serial itu, juga Manager Han - Jack Sanders hahaha ngawur ya... maksa deh ^_^


Hal yang aku kurang mengerti
1. Kenapa Ny KMS ibu Tak Goo bisa jadi kaya dalam 12 tahun akhir seentara 12 tahun awal sengsara banget sampai susah bayar kontrakan kamar?
Hehe.. kan?

Nanti kalau ketemu lagi bisa ditambahkan ^_^

Kisah Tertinggal dari Gempa Jepang.. Mengharukan.. Sungguh!

Berita ini aku dapat dari Facebook. Mengharukan sekali...

Setelah Gempa telah mereda, ketika para penyelamat mencapai reruntuhan rumah seorang wanita muda, mereka melihat mayat-nya melalui celah-celah. Tapi wanita tersebut berpose begitu aneh, dia berlutut seperti seseorang yang menyembah; tubuhnya condong ke depan, dan dua tangan yang mendukung oleh suatu benda. Rumah roboh telah menimpa punggung dan kepalanya. Dengan begitu banyak kesulitan, pemimpin tim penyelamat meletakkan tangannya melalui celah sempit di dinding untuk mencapai tubuh wanita itu. Dia berharap bahwa wanita ini bisa jadi masih hidup. Namun, tubuh dingin dan kaku menandakan bahwa wanita tsb pasti telah meninggal.

Pemimpin tim dan seluruh anggota tim lalu meninggalkan rumah ini dan akan mencari gedung yang runtuh berikutnya. Namun karena alasan tertentu, pemimpin tim terdorong untuk kembali ke rumah hancur dari wanita tadi. Pemimpin tim ini lalu berlutut lagi dan menggunakan kepalanya melalui celah-celah sempit untuk mencari sedikit ruang di bawah mayat wanita tersebut. Tiba-tiba, ia berteriak dengan gembira, "Anak kecil! Ada anak kecil!"

Lalu seluruh tim bekerja bersama-sama, dengan hati-hati mereka menyingkirkan tumpukan benda hancur di sekitar wanita yang sudah meninggal. Ada seorang anak kecil berusia 3 bulan terbungkus selimut bunga-bunga di bawah mayat ibunya. Jelas, wanita itu telah membuat pengorbanan untuk menyelamatkan anaknya. Ketika rumahnya jatuh, ia menggunakan tubuhnya untuk membuat penutup untuk melindungi anaknya. Anak itu masih tidur pulas ketika pemimpin tim mengangkatnya.

Para dokter datang cepat untuk mengevakuasi anak kecil itu. Setelah ia membuka selimut, ia melihat sebuah ponsel di dalam selimut. Ada pesan teks pada layar. Dikatakan, "Jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku mencintaimu." Ponsel ini berkeliling dari satu tangan ke tangan yang lain pada tim itu. Setiap tubuh yang membaca pesan tersebut menangis. "Jika kamu dapat bertahan hidup, kamu harus ingat bahwa aku mencintaimu." Itu artinya cinta ibu untuk anaknya!