Jumat, 21 Maret 2008

Ayat-ayat Cinta

Kemarin ini aku nonton Ayat-ayat Cinta bareng 3 temanku. Bagus sekali. A must seen movie. Aku menemukan beberapa hal:

  1. Akting Rianti dengan Clarissa bagusan Clarissa menurutku. Mungkin emosi Rianti tidak (kurang) kelihatan karena tertutup cadar sementara Clarissa bebas memperlihatkan emosinya.

  2. Mieke Wijaya kelihatan Mesir banget. Eh tapi dia jadi apa sih? Sekelebat gitu. Aku lupa. Tapi dibandingkan dengan Marini Burhan masih kelihatan Bu Mieke wajah Mesirnya.

  3. Bener kata Hanung, Fedi datar banget. Susah mengeluarkan emosinya. Pas dipenjara itu dia mengeluarkan emosinya sampai kelihatan lebai (berlebih).

  4. Sayang adegan Maria baca surah Maryam nggak dieksplorasi benar. Padahal bagian Maria yang ngelindur pas lagi sakaratul maut itu kenapa nggak dibikin. Daripada adegan tak tentu tujuan di taman rumah sakit setelah Fahri bebas itu. Mendingan adegan Marianya di banyakin. Padahal adegan itu yang bikin aku pingin datang ke bioskop. Apalagi di infotainmen Clarissa bilang di hafal surah Maryam. Sayang kalau cuman kepake 2 atau 3 ayat kepotong editing.

  5. Lagu Sunyi punya Sherina memberi makna yang dalam kalau sesuai dengan adegannya. Padahal sebelumnya lagu itu sukar dimengerti. Pas adegan yang pakai lagu itu, terasa banget emosi kita tersedot. Bagus banget. Sherina memang berbakat. Apalagi dia juga yang buat aransemennya. Hebat!!

Tapi kurang lebihnya sih bagus bagus aja. Bagus sekali malah.

Pulang dari bioskop semua teman komentar, kalau poligami begitu, siapa yang nggak kan setuju. Taruhannya nyawa. Ceu Lilis bilang tah A Agym suruh liat filem itu.

Hehe belum lupa ya ... ya iya habis diingetin. Pantesan hadiahnya surga, dipoligami itu perih banget. Ya iyalah masak Allah memberi Surga for nothing. Harus ada upayanya dong. Padahal yang Fahri lakukan demi menyelamatkan nyawa orang dan orok. Itu saja ada konfliknya. Rianti jadi sakit hati. Apalagi poligami yang dilakukan banyak orang demi nafsu semata. Isteri sakit keras, eh dianggap nggak mampu dan jadi alasan buat kawin lagi. Ya yang tadinya sakit keras jadi meninggal karena terlalu sakit hati. Sakitnya jadi lahir dan batin. Ah ini mah hanya celotehan orang bodoh yang sok tahu


Arswendo Atmowiloto.


Orang tengil ini sudah menjadi idolaku sejak aku SD. Bagaimana tidak setiap minggu dia nulis di majalah, bilang mengarang itu gampang. Tengil kan? Gampang katanya? Menurutku mengarang itu gampang kalau tidak sedang memegang pulpen atau di depan komputer. Begitu menghadapi fasilitas menulis, yang mau ditulis apaaaa.... mulai dari manaaa... apa dulu... mendadak inspirasi buntu. Tapi kalimat ‘Mengarang itu gampang’ itu meracuni banget. Kemarin ini aku dapat tantangan menulis buku PPKN kelas 4 dan kelas 6 SD. Sudah dibayar. Nggak tahu diterbitkan atas nama siapa. Atas namaku atau bukan aku nggak peduli. Yang jelas aku sudah membuktikan kata-kata Arswendo itu benar. Bukan benar. Bisa dilakukan, meski tidak mudah.

Memang. Rasanya Aku menganggap semua omongan Arswendo benar adanya. Aku langganan tabloid Monitor sejak awal terbit sampai akhirnya. Di tabloid Monitor itu sangat mencerdaskan buat kita sebagai penonton TV. Saking seringnya Mas Wendo ngritik di tabloidnya sampai dia ditantang untuk bikin acara yang bagus. Dan dia bikin keluarga Cemara. Memang bagus kan?

Pas dia dipenjara, menurutku nggak salah-salah amat. Salah voternya nggak milih yang bener, ya nggak? Jadi weh penyelenggara pollingnya yang kena. Dasar pengarang pengalaman di penjara dijadikan sinetron. Sandy Nayoan bagus banget maen jadi Mas Wendo. Sampai aku lupa kalau Mas Wendo nggak secakep Sandy Nayoan. Masuk banget soalnya. Sinetron yang lain juga Satu Kakak Tujuh Ponakan. Bagus juga. Lihat akting Derry Drajat jadi suami Novia, nggak pernah sebagus itu rasanya sekarang. Cuman sinetronnya Mas Wendo nggak laku di iklan. Nggak payu. Jadi weh umurnya pendek-pendek. Pertamanya ganti jam tayang terus ilang gitu aja.

Senopati Pamungkas juga bagus banget tuh novelnya. Dulu aku baca. Tentang Majapahit. Sekarang diterbitkan lagi dengan perwajahan berbeda. Tapi aku nggak beli. Meski suka baca aku nggak suka beli. Mahal. Sayang uangnya. Bentrok dengan kebutuhan dapur.

Kritik Arswendo tentang acara juga ditanggapi positif. Rep BBM jadi siaran langsung setelah di kritik Mas Wendo. Meski pindah dari Metro ke TV One sayang juga yah...

Pendapat Mas Wendo tentang anak gadisnya yang pacaran juga bener. Menurutnya kalau pacaran, anaknya harus pake celana jins. Kalau berniat buruk lebih susah katanya. Itu aku terapkan sekarang pada anak perempuanku. Untungnya dia nggak terlalu girlie, jadi nggak pernah pak rok kalau pergi. Untungnya lagi sekarang lagi musim blus yang mirip rok pendek jadi bisa di setelkan dengan celana jins. Semoga aku bisa menjaga anak perempuanku dari pergaulan bebas. Sehingga mereka dapat bebas bergaul tapi tidak meninggalkan tata krama dan kesopanan.

Aku lucu banget tuh baca pengalaman Mas Wendo tentang mobil baru. Hehe... masak pake mobil tapi pas ujan berteduh di halte bis. Rasanya aku sudah lama baca itu tapi kalau ingat tetap lucu.


Senin, 17 Maret 2008

Sertifikasi? Kasihan para senior....

Sertifikasi, kata itu sekarang lagi musim di kalangan sekolah-sekolah. Janjinya orang yang lulus sertifikasi akan diberi tunjangan sebesar gaji pokok mereka. Menggiurkan sekali. Syaratnyapun lumayan susah. Pertama dengar dulu, katanya yang sertifikasi itu harus sarjana bukan sembarang sarjana tapi musti yang lulusan UPI (IKIP) alias sarjana kependidikan, pengalaman mengajar puluhan tahun dan ini dan itu ....yang kalau dihitung-hitung yang bakalan lulus sertifikasi itu guru seniooor banget yang hampir pensiun. OK. Setuju. Kita yang masih muda memang belum setua itu masih jauh ke depan ikhlas-ikhlas saja dengan keputusan pemerintah itu.
Ternyata eh ternyata, syarat itu jadi semacam mission imposibble yang jadi bumerang buat pemerintah karena banyak sarjana yang ternyata dulunya non kependidikan, bukan lulusan IKIP (UPI) yang menjadikannya seperti saringan virus.... lembuuuut banget. Akhirnya mereka melonggarkan keputusan yang dibuatnya sendiri... apa saja asal sarjana... dari PT mana saja masuk, kependidikan/non kependidikan silakaaan. Pengalaman mengajar juga tidak jadi bahan pertimbangan. Jadilah berduyun-duyun guru yang sarjana melengkapi syarat buat sertifikasi. Baguslah...
Nah sekarang ternyata yang ini, rasanya jadi nggak adil buat guru yang berdedikasi, yang nggak pernah keluar kelas 'demi' sekali lagi DEMI tidak mau meninggalkan anak didiknya sehingga mereka tidak mau kuliah. Nggak pernah ikut penataran, karena biasanya ada guru 'urusan luarnegeri' yang biasa diutus ke penataran ini itu atau rapat-rapat sebangsanya. Guru ini tidak pernah ikut yang begitu karena seringkali beliau ini bukan malas, tapi berat meninggalkan anak didiknya. Tahu sendirilah kalau pengajar invaler bagaimana. Sama koq aku juga. Paling-paling TIK nya Anak diam tenang di kelas, tidak ada yang bertengkar atau berkelahi. Nilai biar oleh gurunya. Ibu kita ini yang aku yakin banyak sekali di negeri ini mungkin jumlahnya lebih banyak dari yang memenuhi syarat sertifikasi.
Mereka tidak akan masuk syarat sertifikasi!!! Karena apaaaaaaa? (Inget Harmono Rep BBM?) Karena mereka bukan SARJANA!!! Dosa mereka cuman satu: BUKAN SARJANA!! Padahal mereka adalah guru yang bisa digugu dan ditiru. Dedikasi mereka luar biasa... tapi tidak akan lulus sertifikasi karena mereka bukan sarjana.
Sedih sekali. Aku sedih bukan demi diriku. Aku sih masih lama sampai ke syarat itu, kuliah sedang maju. Tapi pemerintah benar-benar menafikan jasa-jasa mereka. Mereka itulah Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Mentang-mentang nggak akan ngasih tanda jasa, bangga sudah menyebutnya sebagai pahlawan dan melupakan jasa, dedikasi dan kredibilitas mereka buat mencerdaskan anak bangsa.
Guru-guru itu paling cuman bisa bilang 'Ya mau gimana lagi, kita kan bukan sarjana. Biar saja. Allah kan Maha Menghitung.' Pemerintaah.... hallooooo... mengandalkan Allah saja nih buat menginga jasa-jasa mereka itu. Memang sih.. Allah akan mencatat semua amal kebaikan bahkan sebesar biji sesawi, tapi masak siiih... semua jadi urusan akhirat? Dan guru nggak berhak mendapat perhatian dari pemerintah...
Duh kasihan... semoga kalangan berwenang ada yang baca tulisan orang bodoh ini dan tergerak hatinya untuk memperhatikan dedicated teacher yang non sarjana.
Salam buat ibu Mulyani, Pak Hermat dan guru berdedikasi lainnya. Sekian

Blog is my desire

Blogging is my desire


  1. Alhamdulillah thanks to Allah The Most Gracious and The Most Merciful. Finally I can make a blog. Blogging is my desire since the first time I heard about it. Before this I’ve made a blog account, and after that I forgot my log in name and my password and then I register a few blog address and the story after that was the same. I never found my way back to my blog address. And today I wont forget anymore. There are many things to say and I want to write it in my blog. And as a schoolteacher there are many things to share about my job with colleague and what I’ve done for my profession and the other way I want some input from teachers allover the world so I can upgrade my teaching ability. Insya Allah

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Akhirnya aku bisa buat blog. Aku sudah ingin blogging sejak pertama kali aku dengar. Sebelum ini, aku sudah buat blog account. Tapi kemudian aku lupa nama log-in nya dan passwordnya. Dan itu sudah beberapa kali. Aku tidak bisa kembali ke alamat blog ku. Dan hari ini aku tidak akan lupa lagi. Banyak hal yang ingin aku sampaikan dan tulis dalam blogku. Dan sebagai guru, aku ingin berbagi dengan rekan guru yang lain tentang pekerjaanku dan aku ingin juga input dari mereka sehingga aku bisa meningkatkan kualitas mengajarku. Insya Allah


  1. Personal Profile

I am Sisilia Herjanti a wife and a mother of three daughters. Now I am teaching at SD Negeri Harapan 2 Bandung. I am teaching Social Study, Singing, and English. But as an elementary school teacher we must be able to teach all of subject of instruction at school. So if head of school tell us to teach Math or Science we must be ready. But now I am enjoy teaching those three subject very much.

Saya Sisilia Herjanti seorang isteri dan ibu dari tiga anak gadis. Sekarang saya mengajar di SD Negeri Harapan 2 Bandung. Saya mengajar IPS, Seni Suara, dan Bahasa Inggris. Tapi sebagai guru sekolah dasar kami diwajibkan untuk bisa mengajar semua mata pelajaran di sekolah. Jadi kalau Kepala Sekolah bilang kita harus mengajar Matematika atau IPA kami harus sedia. Tapi sekarang saya sangat menikmati mengajar ketiga pelajaran itu.

Content of Social Study is much like a storybook. History, Geography, Economy, were like a storybook. I keep telling my student don’t take their book as a burden. They have to enjoy Social Study’s book as a storybook so they can enjoy it, love it and at the end they will have a good school grade. Hopefully they listen to me.

Konten dari pelajaran IPS sangat irip dengan buku cerita. Sejarah, Geografi, dan Ekonomi kesemuanya seperti storybook. Aku sering bilang pada muridku, jangan menganggap buku pelajaran itu sebagai beban. Mereka harus menganggap buku IPS seperti buku cerita sehingga mereka bisa menikmatinya, mencintainya dan pada akhirnya mereka dapat meningkatkan nilai IPS mereka. Semoga mereka mau mendengarkan.

Other, I’m teaching English. I like teaching English. English is fun. Even though I didn’t graduate from any kinds of English school or course. My English teachers are famous singer. Yes because I learned English from the songs they sang. Sometimes I teach my student songs from famous artist. English subject in elementary school is like a demo or introduction for a real charge in junior high school. I don’t want my student hate English. I have a goal my student love to learn English. They are not afraid about English. So I just deliver the fun side of English. Yes I still try to do my best of it.

Also I am teaching Music. Oh not that one. I don’t teach how to play music instrument. I just teach my student any kinds of songs. Traditional songs, patriotic songs, and a few international songs I deliver to my students.

After all teaching is my hobby. I enjoy my job very much. I still try to be a very good teacher.

  1. School Profile

SD Harapan or Harapan Elementary School placed in Jl. Pak Gatot VI KPAD

Gegerkalong Bandung. It is on Kecamatan Sukasari, lead by Mrs. Dra. Hj. Cicih Juarsih. There are two schools in SD Harapan: SDN Harapan 1 and SD Harapan 2.